Kita Tidak Spesial Kita Cuman Beruntung Saja (Kajian Trial Dan Error Dari Jaman Bigbang Sampai Neanderthal)

 

 

 

Banyak orang mungkin beragument alam semesta yg “teratur” ini, serta “kesempurnaan” manusia adalah bukti adanya sosok yg mengatur dan membikin kesempurnaan tersebut. Gak mungkin dong “keteraturan” dan “kesempurnaan” itu datang secara kebetulan atau tiba2 muncul, pasti ada sosok yg mengaturnya dan sosok itu adalah Tuhan atau Dewa (tergantung agamanya).

 


 

 

1.  Well sebenarnya argument ini ada benarnya klo kita memandang alam semesta cuman ada satu. Tapi menurut ilmuwan modern kemungkinan alam semesta itu pada awalnya gak satu tapi ada banyak sebelum alam semesta kita ini.

 

Alam semesta terdahulu ini mungkin runtuh karena hukum fisikanya gak stabil. Jadi mungkin sebelum alam semesta kita ada milyaran semesta lainnya yg udah runtuh, baru saat semesta kita muncul semesta ini bisa bertahan cukup lama karena hukum fisika yg menggerakannya cukup stabil selama 14 Milyar tahun, sehingga memungkinkan munculnya kehidupan dibumi dan juga manusia yg bisa berfikir. Tapi ada kemungkinan juga keteraturan hukum fisika ini ada batasnya sehingga kelak alam semesta kita bisa runtuh juga.

 

Jadi mungkin alam semesta itu adalah proses trial dan error sampai terbentuk semesta yg stabil dan teratur. Bahkan mungkin semesta yg stabil dan teratur kayak semesta kita pun gak hanya satu mungkin ada jutaan sampai milyaran semesta lainnya diluar sana. (teori ini bisanya disebut sebagai teori Multiverse).

 

Kemunculan semesta sendiri bisa berasal dari titik singularitas yg tidak terdefenisikan seperti teori Big Bang, atau muncul dari ketiadaan seperti teori Quantum, atau merupakan siklus abadi dari Big Bang dan Big Crunch (atau bisa dikenal dengan Big Bounce). Ini pembahasan lain waktu saja karena akan sangat panjang.

 


 

 

2.  Nah selain alam semesta yg mungkin berupa siklus trial dan error sampai menemukan formula yg stabil, Evolusi pun merupakan siklus yg sama.

 

banyak orang beranggapan evolusi itu berjalan dengan sempurna dari kera berubah jadi manusia, padahal gak seperti itu, dari spesies kayak kera jadi manusia sendiri itu prosesnya trial dan error juga ada banyak cabang spesies yg punah karena garis evolusinya salah jalan.

 

Contoh paling sederhana aja adalah sepupu spesies manusia yaitu “Neanderthals” dan “Denisovan” yg dulu bersama2 leluhur manusia (Homo Sapiens) masih jalan bareng dibumi, tapi sejak 40.000 tahun lalu Neanderthals dan Denisovan malah punah karena tidak sanggup beradaptasi dan kalah bersaingan dengan Homo Sapiens. Bahkan kita hari ini masih bisa menemukan jejak2 Neanderthals dan Denisovan ini dalam DNA sebagian manusia modern, yg diduga leluhurnya puluhan ribu tahun lalu pernah kawin silang dengan Neanderthals dan Denisovan ini.

 

Contoh realnya : klo kamu sering alergi dengan kacang, atau susu, atau beberapa makanan tertentu, itu kemungkinan leluhurmu dulu ada kawin dengan Neanderthals atau Denisovan ini. Karena salah satu penyebab Neanderthals atau Denisovan ini punah adalah ketidakmampuan mereka mencerna beberapa bahan makanan tertentu seperti kacang dan susu, berbeda dengan Homo Sapiens yg memiliki adaptasi lebih luas terkait berbagai bahan makanan.

 

Selain Neanderthals, Denisovan, dan Homo Sapiens, cabang evolusi binatang lainnya pun sama, ada milyaran binatang dan tumbuhan jaman dulu yg punah karena gak mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Bahkan mahluk hidup yg kita temui hari ini sebenarnya cuman sekitar 10 – 5 % aja dari semua mahluk hidup yg pernah ada dibumi. Hampir 90 – 95 % mahluk hidup lainnya udah punah sejak jutaan tahun lalu karena gagal dalam proses evolusi ini.

 

Jadi manusia bisa seperti sekarang itu bukan proses kebetulan atau tiba2 berubah dari kera jadi manusia kayak sinetron siluman kera sakti, tapi proses panjang coba2 selama jutaan tahun yg terkadang bisa salah jalan kayak Neanderthals dan Denisovan.

 

Spesies manusia atau homo sapiens ini cuman salah satu dari 5 % spesies pemenang evolusi di bumi. Klo dulu leluhur kita kalah dalam seleksi alam evolusi ini bisa jadi bumi dihuni lumba2 yg bisa bikin rumah di lautan, atau dihuni T-Rex yg bisa bikin gedung bertingkat, atau bisa jadi dihuni oleh Neanderthal yg bisa bikin agama dan nuklir sendiri.

 


 

Pada akhirnya kita mungkin bukan mahluk paling spesial di kolong semesta ini. Kita cuman spesies beruntung saja. Bahkan mungkin di ujung semesta lainnya ada planet yg dihuni mahluk hasil evolusi yg lebih hebat dari kita yg bahkan gak kenal nabi2, dewa2, dan agama2 yg kita anut dibumi ini.

 

 

Silahkan tulis komentar