Citayam Style : Created By The Poor, Stolen By The Rich

 


 

Di ciptakan oleh orang miskin yg lugu,

Di dukung oleh kalangan biasa yg visioner,

Tapi akhirnya di kuasai oleh kaum kaya yg serakah.

 

Well sayang sekali fenomena Citayam Style ini mungkin akan segera sirna bukan karena hujatan netizen, tapi karena keserakahan orang2 macam Baim wong, Paula Verhoeven, dan anak2 elite Jaksel.

 

 

Para Pemuda Kampung Udik Yg Menaklukan Kawasan Elite Ibukota

 


Minggu kmrn ane menulis tentang fenomena Citayam style ini yg mendapatkan hujatan dari banyak orang, lalu di media2 juga ane lihat banyak yg menghujat gaya Citayam style ini.
Tapi minggu ini Citayam style justru semakin jadi fenomena besar dan mendapatkan momentum kuat setelah banyak celebritis, artis, model pro, bahkan tokoh politik ikut pansos dan memeriahkan acara ini, yg membuat fenomena ini semakin viral bahkan sampai di tiru anak2 kota lainnya juga seperti Surabaya.

 

Well fenomena viral seperti Citayam style ini sebenarnya selalu berulang, seperti dulu kita kenal ada fenomena : Sinta dan Jojo, Mashanda, Bowo Alpenliebe, dll yg dihujat banyak netizen karena suka joget2 gak jelas dan narsis sendiri di depan kamera, tapi sekarang hampir semua orang melakukan hal itu terutama di Tik-tok atau Instagram.

 

Nah para netizen penghujat ini gak menyadari fenomena semacam ini akan selalu berulang, dan hujatan mereka justru salah satu faktor penting yg membuat fenomena ini semakin viral. Karena sudah garisannya sesuatu yg dianggap pro-kontra di masyarakat pasti akan menjadi viral dan besar.

 

Karena fenomena citayam style ini semakin membesar, hal ini pasti akan menjadi rezeki dan berkah sendiri bagi anak2 muda pencetus fenomena ini. Sukur2 mereka bisa merubah nasibnya dari anak kampung miskin dengan gaya pakaian udiknya tapi berani menantang kawasan elite ibukota sehingga menjadi sosok yg dikenal nasional dan di ikuti banyak orang.
Sebaliknya para penghujatnya justru gitu2 aja hidupnya, gak terkenal, dan gak berubah2 karena gak pernah keluar rumah dan berani untuk menantang dunia.

 


 

Pada akhirnya ane cuman mau bilang :
– Pada awalnya mereka memperhatikan elu.
– Kemudian mereka membenci dan menghujat elu.
– Tapi akhirnya mereka akan mengikuti elu.

 

 

Yg Kampungan Itu Bukan Citayam Style, Tapi Pola Fikir Yg Menghujat Style Ini

 


 

Beberapa ini ane lihat fenomena menarik dimedsos yaitu : banyak anak muda dan bocah2 Abg yg tampil dengan baju nyentrik atau gaya gombrong di daerah Sudirman Jakarta. Nah fenomena baru ini dikenal sebagai Citayam Style.

 

Sayangnya fenomena Citayam Style ini banyak di hujat oleh para Netizen (terutama generasi yg lebih tua) karena mereka beranggapan bocah2 Abg itu norak, kampungan, dan berpakaian konyol, ada juga yg mengatakan fenomena Citayam Style ini bikin kotor daerah Sudirman yg dikenal sebagai kawasan elite.

 

Nah masalahnya Netizen yg menghujat ini pasti gak tau klo fenomena macam Citayam Style di jalan Sudirman ini mirip banget dengan fenomena Harajuku Style di jalan Shibuya, Jepang.
Bedanya memang klo yg di Shibuya terlihat lebih Stylist dan lebih “keren” dari yg di Sudirman karena yg Citayam umumnya pemuda miskin dari daerah pinggiran Jakarta. Tapi klo melihat fakta sejarah dulu juga penampilan para pemuda jepang yg bergaya Harajuku inipun dianggap kampungan, norak, konyol dan aneh juga, selain itu para pemuda di jepang yg mengenalkan gaya Harujuku ini pun berasal dari kalangan bawah masyarakat Jepang, tapi seiring berjalannya waktu gaya Harujuku dari jalan Shibuya ini justru semakin terkenal. Bahkan hari ini Harajuku maupun Shibuya menjadi icon Fashion kelas dunia yg membuat banyak designer terkenal dunia berebut mendirikan cabang brandnya di daerah jalan Shibuya ini.

 

Dimata ane baik Citayam Style maupun Harajuku Style sama saja, para generasi yg lebih tua atau orang2 julid lainnya harusnya berhenti menghujat para pemuda ini karena mereka tidak melakukan hal yg salah, mereka cuman perlu dibimbing dan diarahkan saja, gak perlu di hakimi yg aneh2 atau direndahkan karena siapa tau mereka bisa menjadi icon fashion dunia kayak Harajuku Style dan Shibuya Street dimasa depan.

 

Kita harus menerima perubahan jaman dan terbuka menerima ide2 baru dari generasi yg lebih muda, jangan kayak generasi boomer sableng dulu yg terlalu memaksakan pola fikir kolotnya seperti semuanya harus berpakaian seragam, harus rapi, harus resmi, harus sopan, dll sehingga membuat republik ini susah untuk maju dan susah beradaptasi dengan jaman.

 

Justru memaksakan pola fikir kolot generasi tua yg menghina dan menolak Citayam Style ini itulah sebenarnya gaya kampungan yg gak bisa menerima perubahan jaman dan ide2 baru.

 


 

Btw Citayam style ini dipuji majalah fashion jepang loh walaupun dihina orang indonesia sendiri: https://twitter.com/TokyoFa…/status/1546213747718443008..