PPKM Antara Omongan Surga Dan Realitas Pahit


 

Hari ini PPKM embuh level brp di perpanjang lagi. Hal ini tentunya membuat banyak orang kesal terutama yg kerjaan dan bisnisnya sangat terpukul dengan PPKM ini.
Mungkin banyak orang awam bertakon2 kenapa harus PPKM dan kenapa PPKM di perpanjang terus ?? jawabannya sederhannya ya hal ini karena kacau dan amburadulnya penanganan corona oleh pemerintah jokowi, sedangkan jawaban detailnya adalah :

 

1.  Kenapa harus PPKM ??

Ya karena sejak awal pemerintah Jokowi menghindari penggunaan istilah Lockdown atau Karantina wilayah, karena klo menggunakan Lockdown atau Karantina wilayah maka sesuai amanat UU pemerintah wajib menjamin kebutuhan hidup warganya.
Itu sebabnya pemerintah berusaha mati2an gak menggunakan Lockdown atau Karantina wilayah lalu menggantinya dengan berbagai istilah konyol seperti PSBB, PSBB ketat, PPKM mikro, PPKM darurat, PPKM level2an, dll yg penting biar gak kena kewajiban ngasih makan rakyat seperti amanat UU karantina wilayah.

 

2.  Kenapa PPKM di perpanjang terus ??

Ya karena sejak awal stock vaksin Indonesia gak cukup buat vaksin seluruh rakyatnya bahkan untuk vaksin sebagian besar penduduk pun berat, walaupun di berbagai media Jokowi dan opung luhut koar2 target vaksin 2 jutaan perhari atau 90 juta penduduk sudah divaksin sampai akhir tahun.
Tapi kenyataanya target ini seperti dongeng karena realitasnya mentri kesehatan sampai bio farma sendiri mengakui stock vaksin Indonesia gak cukup untuk memenuhi taget tersebut. Dan hal ini di perparah dengan ruwet dan kacaunya birokrasi vaksin di Indonesia yg sarat paperwork gak berguna seperti potokopi ekatepeh sampai surat domisili dll

 

Jadi karena pemerintah gak mau keluar duit buat warganya saat karantina wilayah dan kurangnya pasokan vaksin, ya langkah logis yg di tempuh pemerintah adalah perpanjangan PPKM terus sambil berdoa (seperti kata wakil presiden yg kiai itu) agar corona minggat dari indonesia minimal kurang lah angkanya, walaupun ini gak realitis tapi memang di republik mabok agama krisis logika macam indonesia ini yg bisa dilakukan saat ini ya banyak2 berdoa dan berharap keajaiban doang karena berharap dari pemerintah sama2 ajaibnya.

 

 

Memahami Pola Fikir Kaum Covidiot


 

Orang2 yg menolak vaksin, anti-prokes, dan gak percaya corona (biasanya di sebut sebagai kaum Covidiot) itu sebagian besar mungkin bukan lantaran benar2 bodoh (walaupun teori yg dikemukakan mereka untuk membela keyakinannya ini memang benar2 ngawur abies) tapi hal ini terjadi karena ketakutan mereka akan sandang pangannya yg terancam.

 

1.  Mereka pada awalnya akan menolak realitas adanya corona,
2.  Kemudian akan marah karena lockdown atau kepada orang2 yg provaksin atau percaya corona,
3.  lalu depresi karena sikon usahanya yg serba sulit,
4.  tapi lama kelamaan mereka akan berusaha mencari jalan keluar dari sikon sulit pandemic ini,
5.  dan terakhir mereka akan berdamai dengan realitas pahit dari pandemic ini.

 

Semua hal ini sebenarnya siklus phisikologis yg dinamakan “Kubler-ross grief cycle”.

 

Jadi klo ada kawan, kerabat, kolega, atau celeb yg mati2an menolak semua aturan dimasa pandemic ini, terkadang kita harus kasian kepada mereka karena mereka pasti sedang berusaha mati2an denial karena ketakutan akan masa depannya yg suram, alias “Denial come from fear” dan ini memang ada penelitian ilmiahnya loh :

Antara Keselamatan Warga vs Kebebasan Berpendapat

 


Gara2 Dr Lois dipanggil Polisi dan JRX di penjara kmrn banyak orang langsung beranggapan klo sekarang demokrasi di bungkam dimana orang2 yg gak percaya virus corona di tangkapin.
Padahal faktanya sendiri adalah :

 

1.  Jrx itu ditahan karena menyebarkan ujaran kebencian kepada IDI (ikatan dokter Indonesia) seperti mengatai IDI kacung WHO, mengancam akan membubarkan dan menyerang IDI, sampai menuduh IDI konspirasi jahat global tanpa ada bukti kuatnya. Tentunya siapapun klo di tuduh dan diancam2 gak jelas pasti akan membawanya ke ranah hukum karena ini udah delik pengancaman dan ujaran kebencian.

 

2.  Sedangkan lois itu dipanggil polisi karena informasi dan opininya yg di sampaikan di medsos itu cenderung hoax dan memprovokasi masyarakat untuk membenci petugas dan nakes. Tentunya penyebaran hoax dan provokasi juga merupakan pelanggaran hukum juga karena jelas ada pasal pidananya.
JADI JRX dan LOIS itu BUKAN di tangkap atau di panggil polisi KARENA GAK PERCAYA VIRUS CORONA, tapi karena mengancam, menuduh, memfitnah, dan menyebarkan hoax.

 


Tapi terlepas dari masalah pidananya banyak teman2 yg ane lihat protes kenapa orang2 yg gak percaya virus corona ini ditangkapin polisi, karena mereka anggap ini adalah pelanggaran demokrasi dan kebebasan berpendapat (freedom for speech) di sebuah negara republik demokrasi.

 

Nah sebenarnya memang freedom for speech adalah salah satu pilar dari sebuah negara republik demokrasi, tapi jangan lupa pondasi paling dasar dari sebuah negara demokrasi adalah frasa “Salus Populi Suprema Lex Esto” yg artinya adalah : “Keselamatan seluruh warga negara adalah hukum tertinggi sebuah negara” (diambil dari De Legibus republiknya : Cicero)
Dimana dari frasa “Salus Populi Suprema Lex Esto” bisa diartikan muara hukum dari semua hukum di sebuah negara republik adalah keselamatan warganya, bahkan klo perlu sebuah negara bisa melanggar konstitusinya sendiri demi menjaga keselamatan seluruh warga negaranya sendiri.

 


 

Contohnya seperti :

 

A.  Jaman flu spanyol 1918 dulu di Amerika sampai Prancis ada mandatory masker atau pistol / masker atau penjara. Dimana demi mencegah orang2 menyebarkan virus flu spanyol karena gak mau pake masker, maka pemerintah menerapkan aturan keras dimana orang2 yg ngotot gak mau pake masker di tempat umum akan di tembak ditempat atau di penjara (karena dianggap udah melakukan upaya pembunuhan berencana dengan sengaja menyebarkan virus flu spanyol).
Hal ini tentunya adalah pelanggaran konstitusi tentang kebebasan berpendapat di negara paling liberal di dunai seperti Amerika dan Prancis, tapi karena ini menyangkut keselamatan warga negaranya maka pemerintah Amerika dan Prancis melanggar konstitusinya sendiri.

 

B. Contoh lainnya juga saat dulu terjadi gelombang rasisme parah di Amerika yg di sponsori KKK, semua anggota kaum fasis kanan kulit putih yg menyerukan kebencian kepada kulit hitam, atau memasang bendera KKK dan bendera konfredrasi (yg merupakan simbol perbudakan kulit hitam di masa lalu) pasti akan di tangkap pemerintah Amerika.
Hal yg sama pun sampai sekarang terjadi di Jerman dimana orang2 bebal yg nekad mengibarkan bendera Nazi atau cuman memberikan salam Seig ala Nazi di tempat umum pasti akan di ringkus polisi.

Nah bukankan masalah ujaran kebencian kepada kulit hitam, pengibaran bendera KKK, konfredrasi, Nazi, sampai salam Seig adalah bentuk kebebasan berpendapat di negara2 maju, tapi kok di tangkap polisi ?? Ya itu kembali lagi ke prinsip “Salus Populi Suprema Lex Esto” diatas dimana bila semua hal itu dianggap membahayakan warga negara apapun etnisnya, aparat memang berhak menindaknya karena itu adalah hukum tertinggi suatu negara untuk mencegah rakyatnya celaka.

 

 

Monkey Bisnis Ditengah Pandemi


 

Bagi yg sering main2 ke pasar Saham atau pasar Kripto pasti ngerti ada yg namanya FOMO (Fear of missing out). Tapi bagi yg gak ngerti FOMO ini secara sederhananya adalah : Propaganda yg dirancang untuk membuat ketakutan kepada banyak orang klo sampai tidak kebagian suatu produk “penting” atau takut kehabisan suatu produk “berharga” sehingga beramai2 membelinya dengan harga mahal, padahal aslinya produk itu B aja gak istimewa sama sekali.

 

FOMO sendiri biasanya di sebarkan untuk mengerek harga suatu produk biasa agar harganya menjadi sangat mahal atau naik berkali2 lipat, nantinya saat masyarakat udah terhasut propaganda FOMO ini maka para bandar, cukong, kartel, tengkulak, maupun penimbun produk ini akan melepaskan produk ini kepasar dengan harga sangat mahal setelah sebelumnya memborong produk ini agar menjadi langka di pasaran (atau istilah teknisnya PUMP and DUMP). Dari aksi FOMO dan PUMP and DUMP inilah para bandar, cukong, tengkulak, kartel, maupun penimbun mendapatkan cuan sangat besar berkali2 lipat dari jualan barang yg sebenarnya harganya gak mahal2 banget.

 

Klo dalam dunia saham dan kripto biasanya yg di FOMOin adalah saham2 gorengan dan coin2 micin yg sebenarnya gak ada nilainya atau gak ada fundamentalnya, tapi bisa di jual dengan harga mahal (overprice) karena keinginan masyarakat untuk membeli atau memilikinya sangat besar.

 

Nah kasus susu beruang yg langka di pasaran karena di borong bandar, cukong, tengkulak, kartel, maupun penimbun, kemudian di jual dengan harga mahal di berbagai online shop itu sebenarnya mirip seperti skema FOMO ini.

 

 

Soalnya susu Beruang yg didewa2kan banyak masyarakat Indonesia sebagai obat ajaib termasuk obat untuk corona itu sebenarnya kandungan terbesarnya cuman Air, dan Protein doang, serta sedikit mineral. Bahkan seandainya ente mau dapat khasiat Protein besar yg berguna untuk penyembuhan, sebenarnya Indomie dan Mie sedap kandungan proteinnya lebih besar dari pada susu Beruang ini (bisa di buktikan sendiri di petunjuk kandungan gizi di tiap bungkusnya).

 

Tapi ya seperti biasa karena tingkat literasi masyarakat Indonesia ini nauzubileh jebloknya, jadi banyak orang dengan gampang di giring dengan FOMO seakan2 susu Beruang itu adalah produk kesehatan yg sangat bermanfaat di masa pandemi corona ini, padahal aslinya susu Beruang itu adalah produk yg sangat berguna untuk mempertebal kantong para bandar, cukong, kartel, tengkulak, maupun penimbun produk ini.

 

Berbagai Hoax Dimasa Pandemi Corona

 


Di negara yg sebagian besar penduduknya males membaca sumber kredibel, serta gak ngerti caranya cari informasi yg benar di google, tapi percaya setengah mati isu2 konspirasi gak jelas di WA keluarga. Hasilnya pasti membuat banyak orang percaya hoax, terutama dari generasi Bommer (generasi 45 tahun keatas) dan generasi Z (17 tahun kebawah). Dan hoax semacam ini lama kelamaan berbahaya karena penyebab banyak orang meninggal sia2 karena percaya isu2 ini.

 

Beberapa hoax yg sering ane lihat berseliweran di Wa itu antara lain adalah :

 


1.  “Ambulance kosong mondar-mandir untuk menteror warga”

Faktanya : Karena saking banyaknya kasus corona di berbagai kota besar sering kali ambulance mondar-mandir dalam keadaan kosong setelah mengatarkan pasien kerumah sakit, atau baru mengantarkan jenazah kekuburan, atau lagi sibuk cari alamat pasien yg sedang minta tolong saat isolasi mandiri.

Sumber : https://www.merdeka.com/…/cek-fakta-tidak-benar…


2.  “Pasien corona pasti meninggal di rumah sakit, tidak ada pasien corona meninggal di rumah atau ditempat lain. Jadi pasti rumah sakit mengcovidkan orang”

Faktanya : Ada ratusan bahkan mungkin ribuan pasien corona yg meninggal di rumah saat isolasi mandiri atau di tempat lain (selain rumah sakit), karena telat mendapatkan pertolongan.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/…/ratusan-pasien-covid-19


3.  “Corona hoax karena kmrn ada demo tapi kok gak ada peserta demo yg kena corona, padahal demonya bergerombol gitu”

Faktanya : Sering kalo di temukan peserta demo terkena corona di berbagai daerah.

Sumber : https://jatim.inews.id/…/23-peserta-demo-penolakan-ppkm


4.  “Corona cuman hoax karena tidak ada orang gila yg kena corona”

Faktanya : Ada ribuan orang gila yg kena corona.

Sumber : https://news.detik.com/…/1934-orang-dengan-gangguan..


5.  “Vaksin corona haram karena mengandung babi”

Faktanya : Vaksin kandungan utamanya adalah virus yg sudah dimatikan atau bagian virus (mRNA) yg sudah di modifikasi untuk memancing sistem imun tubuh mengenal virus corona yg asli klo datang menyerang. Gak ada kaitannya vaksin dengan minyak babi.

Sumber : https://health.detik.com/…/tanggapi-mui-astrazeneca…


6.  “Vaksin berbahaya karena akan menyebabkan kematian massal dan genosida terstruktur”

Faktanya : Justru sebaliknya walaupun vaksin tidak membuat 100% orang kebal virus corona, tapi vaksin sudah terbukti mengurangi keparahan dan mencegah resiko kematian klo terinfeksi virus corona. Ini udah dibuktikan di berbagai negara bukan hanya di Indonesia.

Sumber : https://www.kompas.com/…/vaksin-sinovac-dan-pfizer…


7.  “Virus corona adalah PLANdemic dan ajang bisnis untuk memperkaya para dokter dan nakes”

Faktanya : Justru banyak dokter dan nakes yg tunjangan dan insentifnya belum dibayarkan, bahkan karena hal ini banyak nakes dan dokter yg mengundurkan diri. Karena mereka udah berjuang dengan resiko tinggi tapi tunjangan dan insentif mereka tidak kunjung dibayarkan pemerintah.

Sumber : https://megapolitan.kompas.com/…/sejumlah-nakes-undur…


8.  “Banyak rumah sakit mencovidkan pasien sehat untuk mendapatkan duit dari pemerintah, makanya jangan kerumah sakit biar gak dibisnisin”

Faktanya : Justru banyak rumah sakit yg sedang kesulitan keuangan karena menanggung pengeluaran sangat besar selama menangani pasien corona karena pemerintah sering menunggak pembayaran penanganan pandemic ini.
Selain itu klo menemukan rumah sakit yg di duga mencovidkan orang, atau punya bukti kuat ada rumah sakit nakal yg mencovidkan orang, kemenkes bersama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) udah sejak kapan hari membuka jalur pengaduan ke nomer : 1500567, atau SMS ke : 081281562620, atau email ke : Kontak@kemkes.go.id, atau datang langsung ke gedung Sujudi, kementrian kesehatan di Jakarta.


 

Lihatkan sebenarnya ada banyak hoax tentang corona ini yg gampang di debunk klo kita mau mencari sumber kredibel dan hal ini sangat berguna agar teman, kerabat, maupun keluarga kita sendiri gak celaka karena mengikuti hoax dan isu sesat yg beredar di WA keluarga atau kerabat.
BTW : klo ada masukan hoax lagi bisa komen di bawah dan kita debunk bareng2 biar pandemik ini bisa cepat terkendali.