Wanita Gak Bener Mungkin Lebih Mulia Dari Wanita Yg Rajin Ibadah Tapi Membiarkan Ketidakdilan Terjadi Didepan Matannya

 


Marilyn Monroe mungkin dikenal sebagai simbol bom sex atau playgirl yg selalu tampil seksi pamer aurat dan memiliki banyak pacar. Bahkan di Amerika sendiri yg notabene negara liberal sosok Marilyn Monroe dianggap bukan sosok wanita yg bener karena kelakuannya yg sering gonta-ganti pacar dan selalu tampil dengan busana yg menggoda iman dan imin pria.

 

Tapi dibalik keliarannya Marilyn Monroe pernah suatu saat membantu penyanyi kulit hitam bernama Ella Fitzgerald yg di tolak tampil di nightclub paling populer jaman itu, yaitu Mocambo, cuman karena Ella Fitzgerald wanita berkulit hitam.

 

Marilyn Monroe saat itu hampir tiap malam memboking club Mocambo agar Ella Fitzgerald bisa tampil disitu. Nantinya karena kelakuan nyentriknya ini Ella Fitzgerald akhirnya bisa menjadi penyanyi jazz classic yg dikenal banyak orang, bahkan hari ini Ella Fitzgerald dikenal sebagai legenda music jazz classic amerika bahkan di juluki sebagai “First Lady of Song” atau “Queen of Jazz”.

 

Karena hal inilah walaupun Marilyn Monroe dianggap bukan tipe wanita bener bahkan cenderung liar tapi sampai hari ini dia tetap dihargai publik Amerika sebagai salah satu tokoh besar yg berjasa melawan diskriminasi ras dan mendukung emansipasi wanita.

 

 

Dalam hal ini kita bisa belajar klo di negara maju tindakan maksiat itu bukan melulu masalah sex dan aurat doang seperti yg selalu di permasalahkan negara2 berkembang dan terkebelakang, maksiat paling besar sebenarnya adalah perlakuan rasisme dan ketidakadilan sosial, karena gak ada ceritanya suatu negara runtuh cuman karena masalah sex dan pamer aurat doang, tapi sebaliknya banyak negara bubar dan terlibat perang karena terjadinya perlakuan rasisme dan ketidakdilan sosial.

 

Pada akhirnya Marilyn Monroe mungkin bukan wanita benar tapi dia jauh lebih mulia dari ribuan wanita alim lainnya yg membiarkan ketidakdilan dan diskriminasi terjadi di depan matannya.

 


Sumber perpustakaan sejarah Amerika

 

 

Pahlawan Miskin Pembela Rakyat Kecil Yg Dituduh Sebagai Penghianat Negara

 


 

Ane ingat dulu di tahun 2004 saat dunia internet masih belum ada medsos, di milis2 dan forum internet ada satu sosok keturunan arab bernama Munir Said Thalib yg selalu di tuduh penghianat bangsa dan negara.

 

Dia juga di tuduh sebagai penyebab lepasnya Timor-timur, di tuduh sebagai antek Belanda, di tuduh menerima suap dari negara asing, di tuduh pembenci Militer, tidak nasionalis, tukang pecah belah bangsa, provokator anti NKRI harga mati, dan berbagai tuduhan lainnya (mirip seperti tuduhan kepada pengacara HAM Veronica Koman hari ini)

 

Semua tuduhan itu di arahkan ke Munir karena keberaniannya dalam membela para kaum tertindas dan masyarakat kecil yg hak asasinya di rampas, seperti contohnya :

 


 

1.  Pembela kasus Araujo 1992 yang dituduh sebagai pemberontak oleh pemerintah RI, yg nantinya membuat Munir di cap sebagai penghianat NKRI dan penyebab Timor-timur merdeka. Padahal sebenarnya yg menyebabkan Timor-timur merdeka adalah karena peristiwa pembantaian Santa cruz 1991 yg di lakukan militer Indonesia kepada warga timor-timur yg tepat terjadi di depan mata para wartawan dunia yg menyebabkan tekanan PBB dan IMF kepada Indonesia tidak bisa dihindarkan lagi.

 

2.  Pembela kasus Marsinah (seorang aktivis buruh) yang di culik dan dibunuh dengan kejam oleh militer pada tahun 1994, karena mendemo upah buruh yg tidak layak.

 

3.  Pembela kasus warga Nipah, Madura. Dimana para petani Nipah di bunuhi oleh militer tahun 1993.

 

4.  Pembela mahasiswa dan petani di Pasuruan yg di tuduh sebagai perusuh oleh PT Cheil Samsung tahun 1995.

 

5.  Penasehat hukum korban dan keluarga korban pembantaian dalam tragedi Tanjung Priok 1984 yg di lakukan militer.

 

6.  Penasehat hukum korban dan keluarga korban penembakan mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999) yg di lakukan oleh aparat bersenjata.

 

7.  Penasehat hukum dan koordinator advokasi kasus- kasus pelanggaran berat HAM di Aceh dan Papua jaman DOM (daerah operasi militer), melalui lembaga Kontras.

 

8.  Dan yg paling fenomenal adalah jadi penasehat hukum para korban dan keluarga Korban Penghilangan Orang secara paksa 24 aktivis politik dan mahasiswa di Jakarta pada tahun 1997 hingga 1998.

 


 

Semua hal ini yg membuat Munir seakan2 menjadi musuh utama dan orang yg paling dibenci kalangan Militer dan para elite politik, sehingga sering kali dia di citrakan sebagai penghianat bangsa dan negara.

 

Dan tragisnya semua hal ini nantinya berujung kepada pembunuhan Munir dengan di racun saat dia berangkat ke Belanda, yg justru di lakukan oleh lembaga Intelejen Indonesia sendiri. Hal ini sebenarnya sangat Ironis sekali karena pada umumnya lembaga Intelejen suatu negara tidak membunuh warganya sendiri tapi justru melindungi warganya secara diam2.

 

Nantinya karena kasus ini terbuka di lakukan oleh lembaga negara maka bermunculanlah berbagai framing buruk tentang munir seperti yg ditulis diatas, yg seakan2 menjustifikasi munir memang harus di bunuh demi kepentingan negara dan bangsa, tapi tentunya semua hal itu omong kosong belaka karena faktanya :

 

Munir itu hidupnya miskin boro2 menerima suap dari negara asing wong dia cuman punya satu motor butut astrea doang (dan sialnya nanti motor ini juga ilang di gondol maling), dia juga bukan penyebab Timor-timur merdeka, dia ke Belanda bukan karena jadi antek Belanda tapi karena dapat Beasiswa kuliah dan mau mengobati anaknya yg menderita Autisme, Munir juga bukan pembenci militer justru dia yg mendorong agar gajih tentara dinaikan agar lebih profesional.

 

Bahkan di saat terakhirnya Munir lebih memilih maspakai Garuda Indonesia ketimbang maskapai KLM Belanda karena munir beranggapan ini maskapai punya Indonesia sendiri dan berharap uang kelebihan tiket pesawatnya bisa di kembalikan ke negara, tapi Ironisnya justru di penerbangan Garuda inilah Munir di bunuh oleh pilot Garuda Pollycarpus Priyanto yg merupakan agen badan Intelejen Indonesia sendiri.

 

Mungkin kesalahan Munir satu2nya adalah karena dia terlalu mencintai republik ini dan berharap republik ini bisa lebih beradab.

 

#Selamat_jalan_pahlawan

Ironi Dari Sebuah Penegakan HAM


 

Ane secara pribadi beranggapan 6 anggota FPI yg dibedil polisi itu adalah tentang “menyampaikan pesan” kepada bibib walaupun mungkin caranya ane duga kuat melanggar HAM (karena banyak kejanggalan).

 


Tapi di sisi lain FPI bukan ormas yg menghormati HAM juga karena ane ingat dulu : FPI pernah mengeruduk dan hampir menghancurkan kantor komnas HAM karena membela kelompok Ahmadiyah, Bibib juga pernah ngatain komnas HAM sebagai komnas Hamburger karena ada komisionernya yg merupakan aktivis gay, FPI juga pernah menuding komnas HAM melanggar HAM dan penistaan agama islam cuman karena komnas HAM menolak fatwa MUI yg melarang muslim mengenakan pakaian non muslim.

Tapi konyolnya saat bibib luntang-lantung di arab dulu bibib dan FPI malah minta bantuan komnas HAM, sama kayak sekarang saat 6 orang anggota FPI dibedil mati oleh polisi, FPI juga minta tolong komnas HAM juga.

 


Jadi sebenarnya klo komnas HAM membela FPI itu mungkin akan menjadi hal yg ironi seperti di Suriah dulu (ane ingat hal ini karena mengikuti konflik Suriah sejak 2012 dulu) : dimana kelompok pembela HAM international membela kelompok pemberontah suriah yg tengah berjuang menggulingkan pemerintah Suriah, tapi saat kelompok pemberontak Suriah ini menjadi besar dan bahkan banyak yg berubah menjadi kelompok Jihadis dan teroris macam ISIS dan Jabat Al Nusra, justru kelompok pembela HAM ini malah di jadikan sandra oleh kelompok Jihadis dan Teroris ini (bahkan banyak diantaranya yg sampai di gorok hidup2 karena tebusan yg diminta tidak kunjung di penuhi oleh negara asal mereka atau pemerintah Bashar al Assad)

 

 


Tapi suka gak suka komnas HAM memang harus tunduk kepada prinsip hukum utama yaitu “membela siapapun tanpa pandang bulu” walaupun yg mereka bela mungkin kelak akan menggorok leher mereka, dan HAM memang harus terus ditegakakan agar suatu rezim tidak menjadi tiran karena bisa jadi tanpa kontrol HAM yg ketat hari ini polisi menembak mati FPI tapi esok hari bisa menembak mati orang2 yg kritis kepada Jokowi seperti di jaman ordebaru lalu.