Pembobolan Data Adalah Pedang Bermata Dua

 

Pembobolan data masyarakat di indonesia sebenarnya bukan hal baru lagi, jauh sebelum kasusnya denny siregar data banyak masyarakat indonesia udah lama bocor duluaan, dari tukang pinjol yg saban hari ngirim SMS spam ke no hengpong ente, lalu bocornya data berbagai perusahaan publik indonesia seperti data traveloka, tokopedia, gojek, dll, sampai para aktivis yg di hengpongnya di retas hacker misterius seperti yg terjadi pada veronica koman maupaun ravio patra kmrn.

 

Itu semua adalah hal biasa di republik ini, dan ironisnya kominfo yg harusnya kementrian paling bertanggung jawab masalah kebocoran data cyber ini malah tutup mata saja dan lebih fokus ngurusin bloking perbokepan doang.

 

Tapi terlepas masalah gak berkompetennya kominfo dan pejabat republik ini yg di isi generasi tua gaptek jaman mesin ketik, ane mau sedikti membahas tentang keamanan data di dunia cyber yg sebenarnya seperti pedang bermata dua, yaitu terkadang pembobolan data bisa dibenarkan untuk tujuan mencegah tindakan kejahatan dan terorisme, tapi di sisi lain bisa di salah gunakan untuk melenyapkan maupun membungkam orang2 yg gak di sukai suatu rezim.

 


 

 

Seperti kasus spyware Pegasus dari perusahaan israel NSO Group Technologies, yg awalnya di ciptakan untuk membobol akun media sosial dan wa para penjahat dan teroris akhirnya malah di salah gunakan banyak negara untuk membungkam para aktivis2 yg kontra dengan pemerintahan.

 

Seperti contohnya pembunuhan Adnan Khashoggi oleh pemerintah arab saudi beberapa saat lalu, akhirnya terungkap menggunakan spyware Pegasus ini yg memungkinkan otoritas arab saudi bisa mengatur jebakan untuk membunuh Adnan Khashoggi. Padahal Adnan Khashoggi sendiri jelas bukan penjahat apalagi teroris dia adalah seorang jurnalis oposisi yg sering mengkritik para penguasa arab saudi.

 

Padahal awalnya spyware semacam Pegasus ini dibeli dan dikembangkan bersama pemerintah Amerika, Arab saudi, dan Israel (iya kalian gak salah baca di dunia geopolitik global amerika, saudi, dan israel itu sohib, cuman di dunia delusi orang2 indonesia saja israel dan amerika itu musuh bebuyutan arab wkokoko) untuk mencegah terjadinya lagi serangan WTC di amerika, untuk menelusuri para jihadis dan combatan ISIS, dan untuk memata2i program nuklir iran yg merupakan ancaman serius liga arab dan israel. Walaupun program spyware pegasus ini banyak menuai kesuksesan menggulung, dan mencegah tindakan terorisme termasuk mencegah program nuklir iran menjadi senjata nuklir, tapi pada akhirnya program ini malah di salah gunakan juga.

 


 

Di indonesia pun kemungkinan kasusnya sama, Indonesia juga punya spyware Pegasus ini yg dulu di beli saat operasi Tinombala untuk memantau, mengawasi, dan membobol jaringan komunikasi kelompok teroris Santoso di poso. Tapi menurut berbagaii pihak, kemungkinan spyware Pegasus ini didisalahgunakan untuk melakukan hacking no para aktivis yg kritis kepada pemerintah seperti kasus Veronica koman maupun kasus Ravio patra yg tiba2 WA nya bisa di sadap dan diambil alih oleh seseorang.

 

Hal semacam ini bukan hacker kelas ecek2 kayak sindikat penipuan undian berhadia makasar, tapi jelas2 menggunakan teknologi canggih karena wa sendiri dibekali inkripsi penuh end to end yg sangat susah di bobol ditengah jalan selain itu juga di lengkapi verifikasi 2 langkah yg hampir imposribu bisa di bobol heker2 perorangan. Pembobolan dan pengambil alihan akun WA apalagi sampai bisa mengetahui detail posisi orang yg bersangkutan sehingga bisa ditangkap, hanya mungkin di lakukan dengan software2 canggih semacam pegasus dan didukung oleh lembaga2 dengan resource dan jaringan yg sangat luas. Jadi jelas hal semacam ini hanya bisa dilakukan oleh instansi negara bukan perorangan. Jadi ya kasusnya akan sama seperti kasus rezim Arab saudi vs Adnan Khashoggi diatas.

 

Tapi pada akhirnya klo hari ini ente pada ribut masalah pembobolan data denny siregar tapi cuek masalah pembobolan data orang lain sebelumnya, ya itu berarti ente contoh orang yg sukses di bobol otaknya oleh para buzzer2 medsos