Evolusi Agama Dan Keyakinan

 


 

Ada beberapa teman ane yg marah saat ane katakan bahwa agama adalah produk budaya. Tapi sebenarnya klo kita memahami tentang antropologi dan sejarah perkataan ane tersebut bukan hal yg aneh. Karena agama seperti hal lainya di bumi ini adalah hasil evolusi dari agama dan keyakinan terdahulu.

 

Agama sendiri sebenarnya adalah cara manusia jaman dulu menjelaskan suatu fenomena menakjubkan yg tidak di pahaminya di alam, tapi tentunya hal itu berbeda dengan hari ini dimana kita punya sains dan ilmu pengetahuan yg bisa memberikan penjelasan yg lebih baik dan masuk akal tentang fenomena2 alam ketimbang penjelasan supranatural ala keyakinan dan agama ini.
Dalam evolusi agama dan keyakinan di dunia ini bisa di bagi menjadi 3 priode yaitu :

 

 

 


 

 

1.  Priode pertama : Di jaman dulu saat manusia masih bingung oleh banyak fenomena alam seperti api, banjir, gempa, bumi, gerhana, bulan, bintang, matahari, dll mereka akhirnya memuja fenomena alam tersebut. Ini adalah fase pertama keyakinan yg di tandai dengan munculnya keyakinan animisme yg menyembah fenomena alam ini karena takjub dan takut akan kekuatanya yg tidak mereka pahami ini.

 

Awal keyakinan animisme sendiri terbentuk kemungkinan 100.000 tahun yg lalu dimana di saat itu manusia purba (cro magnon) sudah mulai memakamkan sesama manusia lainnya dengan upacara2 dan banyak diantara mereka memuja kekuatan alam secara langsung seperti memuja matahari, bulan, bintang, bumi, dll oleh sebab itu nantinya animisme ini di sebut sebagai agama bumi karena mereka memuja segala fenomena yg terjadi di bumi.

 

sampai hari ini pun kita masih menemui kebudayaan animisme ini di berbagai penjuru dunia dan di suku2 terpencil.

 


 

2. Pridoe kedua : Tapi nantinya era animisme ini dianggap terlalu abstrak dan susah di pahami manusia kuno, maka lahirlah evolusi kedua dari keyakinan yaitu agama polytheisme (agama dewa2). Dalam keyakinan polytheisme ini kekuatan alam yg gak berbentuk dan berkepribadian ini di presentasikan menjadi sebuah sosok dewa, Sehingga dengan banyaknya fenomena alam maka dewa nya juga semakin banyak, seperti dewa zeus, thor, raijin, yg mewakili dewa petir, atau seperti dewa indra, horus / ra, tollan, suryaprabha, yg mewakili dewa matahari, lalu ada juga seperti chang’e (dewi bulan), hecate, pheobe, tsukuyomi, hubal, yg mewakili dewa bulan.

 

dan selain mereka ada puluhan ribu dewa lain dalam berbagai agama dan keyakinan di dunia yg juga mewakili kekuatan alam dan fenomena2 metafisika yg tidak dipahami manusia jaman dulu.
Polytheisme sendiri nantinya di sebut agama dewa2 atau agama seperti manusia karena sosok dewa2 yg mewakili kekuatan alam tersebut juga memiliki kecendrungan sifat seperti manusia seperti memiliki perasaan cemburu, pemarah, pemurah, kejam, bengis, pecinta, dll

 


 

3. Priode ketiga : Setelah priode agama2 polyhteisme (banyak dewa) maka pada sekitar 4.000-3.000 tahun lalu (2.000 sampai 1.000 tahun sebelum masehi) muncul agama yg menyederhanakan konsep banyak dewa2 ini menjadi konsep cuman 1 dewa tunggal yg maha segalanya atau lebih di kenal sebagai konsep omnipotence. dan sejak jaman inilah munculnya agama aliran baru yg bernama monoteisme yg menyembah 1 tuhan atau 1 dewa doang.

 

monothesime sendiri yg tertua yg sampai saat ini diketahui oleh para sejarawan dan arekolog adalah firaun Akhenaten (amenhotep IV) yg memunculkan sosok dewa Aten yg merupakan dewa tunggal pertama dalam peradaban manusia, kemudian baru muncul agama zoroaster yg benar2 memunculkan konsep tuhan tunggal dengan konsep Ahura-mazda yg di kenal sebagai tuhan bangsa persia awal.

 

Lalu dari budaya persia dan mesir kuno ini lahirlah agama2 monotheisme sejenis seperti yahudi, kristen, dan islam. Makanya bila kita perhatikan kemunculan agama2 monotheisme umumnya di seputaran timur tengah tempat bertemunya kebudayaan afrika mesir, dan kebudayaan zoroaster persia.

 

Karena konsep agama monotheisme adalah konsep tuhan atau dewa tunggal maka sosok tuhan atau dewa tersebut harus omni (maha segalanya) dan terpisah dari kehidupan manusia sepenuhnya. itu sebabnya agama monotheisme di sebut agama langit karena tuhannya tinggal di langit jarang berurusan dengan manusia langsung tidak seperti di agama2 polytheisme yg dewa2nya berhubungan langsung dengan manusia tanpa perantara.

 


sampai hari ini kita mengenal ada ribuan simbol alam, dewa2, dan tuhan2 dari berbagai agama dan keyakinan dan dari setiap agama dan keyakinan tersebut pasti membawa ciri dari kebudayaan agama2 sebelumnya.

contoh paling terkenal adalah penciptaan manusia dari tanah liat dan bajir besar dunia, hampir di semua agama monotheisme terutama abrahamic ada cerita ini dalam agamanya. tapi sebenarnya jauh sebelum abrahamic muncul peradaban kuno seperti avesta, babilonia, sumeria, dan mesir kuno sudah mengenal cerita ini. hal ini juga sama seperti representative siklus karma / darma budha yg berasal dari agama hindu, dan hindu juga berasal dari mitologi kuno vedic yg berasal dari lembah indus yg juga terkait dengan mesopotamia kuno

Itu sebabnya seperti di diagram dibawah ini, setiap agama itu sebenarnya hasil evolusi dari agama dan kepercayaan sebelumnya termasuk juga cerita2 mitologinya. hal itulah yg membuat agama dan keyakinan di sebut produk budaya dalam ranah antropologi dan sejarah.

 


 

Sumur bor:

https://www.ancient.eu/religion/

http://www.historyworld.net/wrldhi

https://www.livescience.com/52364-

https://www.bbc.com/future/article/2

https://www.history.com/tag/religion

 

4 neat theories of religion

https://listverse.com/2013/10/04/10-forgotten-ancient-religions/

https://theculturetrip.com/asia/articles/the-8-oldest-religions-in-the-world/

 

https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_religion

https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_religion

Membunuh Orang Lain Cuman Karena Gerhana, Adalah Cermin Kebodohan Manusia Lampau Karena Tidak Mengerti Sains

 

 


 

Fenomena gerhana matahari total hari ini mungkin dianggap fenomena biasa bagi sebagian besar orang karena kita udah mendapatkan pengetahuan tentang proses terjadinya gerhana saat masih sekolah SD … tapi di jaman dulu gerhana matahari adalah perkara yg serius bahkan bisa bikin gempar satu bangsa dan menyebabkan nyawa orang tidak bersalah melayang sia2, karena di jaman itu mereka mengira gerhana matahari adalah pertanda buruk.

 

Seperti contohnya : orang2 di jaman animisme dan dinamisme beranggapan gerhana matahari terjadi karena ada mahluk supranatural yg memakan matahari, lalu para leluhur kita di nusantara kuno juga beranggapan gerhana matahari terjadi karena Batara-kala (simbol sang waktu) memakan matahari, atau dalam budaya abrahamic timur tengah pun fenomena gerhana matahari ini juga sering di bahas mulai dari pertanda kiamat sampai suruhan untuk beribadah agar matahari di kembalikan tuhan lagi,

 

 


 

 

Bahkan menurut prof Stephen Hawking dalam film grand designnya yg terkenal itu pernah menjelaskan :

 

1. suku viking yg terkenal tidak takut dengan banyak hal bisa ketakutan setengah mati saat terjadi gerhana karena menurut mereka saat itu matahari (sol) sedang di makan serigala raksasa skol yg klo dibiarkan akan membuat anaknya sang serigala legendaris fenrir muncul dan memulai ragnarok (kiamat versi bangsa viking),

2. sedangkan bagi orang2 indian america seperti suku Aztec dan Inca gerhana matahari malah di tanggapi dengan lebih brutal dan lebih serius, dimana saat terjadi gerhana mereka akan mengorbankan manusia hidup2 karena mereka fikir saat gerhana itu dewa Apu-punchau (dewa matahari inca) marah dan untuk menenangkanya dewa perlu di beri minum darah dan persembahan manusia,

3. atau juga seperti di eropa jaman kegelapan dulu, di beberapa bangsa eropa di jaman itu gerhana adalah simbol bad omen yg selalu diartikan ada raja yg akan terbunuh atau perbuatan para penyihir dan dampaknya setelah gerhana pasti ada orang2 (terutama wanita) yg di bakar hidup2 karena dianggap penyihir atau orang2 yg di curigai mau membunuh raja di hukum mati tanpa di buktikan kesalahannya terlebih dahulu.

 

 


 

Tapi nantinya saat semakin majunya ilmu pengetahuan kita hari ini jadi tahu, klo gerhana matahari sendiri sebenarnya cuman peristiwa alam biasa, tentunya tidak lucu kita membunuhi orang2 cuman karena masalah gerhana matahari. Di samping itu alam semesta pun gak peduli dengan kebodohan ini, karena alam semesta memiliki hukum dan siklusnya sendiri yg gak peduli dan gak tunduk dengan pendapat orang2 bodoh di bumi yg ketakutan cuman gara2 gerhana.

 

 

Tapi ironisnya setelah ribuan tahun berlalu, hari ini sebagian kita malah mau kembali ke jaman primitive yg bodoh dan berdarah2 itu dengan percaya bumi lempeng, dan gerhana matahari adalah pertanda supranatural tertentu.

 


 

Sumur :

https://sains.kompas.com/read/2016/03/08/20260931/Kisah

https://www.vox.com/culture/2017/8/18/16078886/total-solar

https://www.nationalgeographic.com/news/2013/11/131101-

https://www.britannica.com/list/the-sun-was-eaten-6-ways-

https://www.express.co.uk/news/weird/1072468/Eclipse-2019

https://www.bibalex.org/eclipse2006/HistoricalObservationsof

https://www.timeanddate.com/eclipse/solar-eclipse-myths.html

 

Tuhan Di Temukan Manusia Goa Untuk Menjelaskan Petir


 

 

Teman ane sering bertanya kenapa atheis kok gak percaya tuhan ? jawaban sederhananya yaitu : Tuhan yg mana ?

 

Sedangkan jawaban yg rumitnya yaitu : percaya tuhan yg mana, karena di dunia ini ada 5.000 tuhan yg berbeda2, sedangkan bukti kebenaran tiap2 tuhan itu umumnya ya kata kitab suci masing2 agama ..

 

contohnya : orang islam pasti mengatakan Allah adalah tuhan yg asli karena itu kata alquran, sama seperti kristen dan katolik bilang Tuhan Bapak dan Yesus tuhan yg asli karena itu kata bible, sama juga seperti yahudi bilang tuhan yg asli udah pasti Yahweh, atau Elohim, karena itu kata torah, orang hindu pun pasti akan bilang tuhan yg asli itu perwujudan trimurti Brahman, Wisnu, dan Siwa karena itu kata weda, dan berbagai macam argument lain dari berbagai agama lainnya,

 

Tapi tetap pada dasarnya claim tuhan yg asli adalah sesuai dengan kitab yg dipercayai masing2 agama. tidak lebih ..

 

Tapi terkadang ada juga teman2 aliran apologetic, spritual, esoteric, maupun sufi yg mengatakan tuhan dalam berbagai agama itu sebenarnya sama saja cuman beda penafsiran, tapi lucunya mereka sendiri ogah menyembah tuhan lain di luar agamanya, padahal kan katanya sama saja hahahah 😂😂

 


 

Tapi sekarang mari ane jelaskan konsep tuhan dari sudut pandang yg lebih objektive dan lebih netral yaitu dari sudut sejarah dan antropologi :

 

Tuhan sendiri pada awalnya konsep yg diciptakan manusia goa untuk menjelaskan petir (dan ini bukan kata ane tapi kata banyak ahli sejarah dan antropologi seperti sumber2 dibawah)

 

Di jaman dulu kala sebelum ilmu pengetahuan dan sains berkembang pesat seperti hari ini, peradaban manusia kuno menggantungkan segala penjelasan fenomena alam yg tidak mereka pahami sebagai kerja kekuatan ghaib supranatural, seperti kerja para dewa2 dan tuhan2 di langit atau para iblis dan monster di bumi (istilah kerennya celah tuhan atau God of the gaps)

 

Itu sebabnya kita mengenal ada banyak dewa petir, dewa matahari, dewa bulan, dan dewa2 lainnya dalam berbagai kebudayaan polytheisme lampau, selain itu kita juga mengenal berbagai mahluk mitologi seperti naga, sphinx, cyclops, siluman, hantu, iblis, dll sebagai musuh para dewa2 dan perlambang fenomena alam yg merugikan yg tidak di ketahu penyebabnya jaman dulu.

 

sedangkan dalam agama monotheisme lampau mereka mencoba menjelaskan bentuk bumi yg datar, bumi yg di hamparkan, bumi yg memiliki kubah, langit yg memiliki lapisan, sampai mengatakan bintang2 di langit akan berjatuhan atau alat untuk melempar setan, atau berpendapat manusia terbuat dari tanah seperti pematung membuat patung tanah liat dll. Yg semuanya tentu saja di bikin oleh tuhan versi agamanya masing2, dan ini terdapat dalam berbagai agama lampu dari agama2 babilonia, sumeria, kanaan, yunani, romawi, dan persia kuno, sampai abrahamic hari ini pun sama2 meyakini hal2 seperti diatas.

 

 


 

 

 

Tapi hari ini kita memiliki sudut pandang yg lebih baik dan lebih objektive yaitu ilmu pengetahuan dan sains ketimbang penjelasan suprtanatural seperti diatas, dimana yg dulu dianggap sebagai kerja dewa dan tuhan2 lampau hari ini bisa di jelaskan dengan sains dan bisa di buktikan oleh semua orang, bukan hanya modal yg penting yakin dan imani,

 

seperti contohnya bagaimana terciptanya petir ? itu karena listrik statis di awan, bukan karena dewa zeus, dewa thor, dewa raijin sedang ngamuk, kita juga sekarang bisa menjelaskan apa itu sebenarnya bulan dan matahari yg dulu dianggap sebagai istana atau kereta dewa horus, dewa indra, dewa surya, dll,

 

kita juga hari ini mengetahui dengan pasti klo bumi tidak datar, langit sebenarnya tidak ada, bintang tidak akan jatuh atau untuk melempar setan karena bintang pada dasarnya adalah matahari lain yg ukuranya jutaan kali lebih besar dari bumi, manusia juga tidak dari tanah karena hari ini kita kenal konsep abiogenesis, biogenesis, dan evolusi yg menjelaskan keragaman mahluk hidup dibumi (termasuk di dalamnya manusia) dengan jauh lebih baik, bahkan konsep evolusi ini sekarang di pake untuk memprediksi banyak hal baru, dari mencari bibit unggul tanaman pangan sampai membikin obat agar lebih baik dalam menangani evolusi dan mutasi virus maupun bakteri yg dulu tidak dikenali.

 

Sains dan ilmu pengetahuan walaupun tidak sempurna, tapi sains pada akhirnya memang akan menggeser konsep dewa2 dan tuhan2 lampau yg dulu menjadi penjelasan utama fenomena alam yg tidak di pahami manusia. Tapi hal ini memang adalah garisan jaman, karena peradaban manusia sendiri tidak tetap tapi selalu berevolusi, sama seperti evolusinya pemikiran dan pengetahuan manusia dari animisme, dinamisme, polytheisme, monotheisme, agnostisme, sampai ke panteisme dan mungkin suatu saat atheisme.

 


 

Referensi :

https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article

https://theconversation.com/caveman-instincts-

https://www.telegraph.co.uk/technology/333956

https://www.livescience.com/52364-origins-sup

https://en.wikipedia.org/wiki/Paleolithic_religion

Scholar: Cave paintings show religious sophistication