Sejarah Perseteruan Suni vs Syiah


 

Suni – Syiah for dummies :

 

Konflik suni syiah sebenarnya adalah konflik lama dari bani Hasyim dan bani Umayyah yg merupakan dua suku terbesar di jazirah mekkah kuno. Hasyim (Hasyim bin Abdu Manaf) sendiri adalah leluhur dari Muhammad dan Ali bin Abu Thalib, sedangkan Umayyah (Umayyah bin Abdul asy Syam) adalah leluhur dan suku dari Muawiyah dan Utsman bin Affan.

 

awal persetruan ini karena hak waris penjagaan kabbah dan penguasa kota mekah yg jatuh kepada bani Hasyim yg merupakan leluhur Muhammad, bukan kepada Umayyah leluhur Muawiyah.

 

keputusan ini di gugat oleh Umayyah yg nantinya malah membuat keluarganya di usir sekalian dari mekah.

 

#NB: Hasyim dan Umayyah sendiri sebenarnya terkait berkeluarga (paman dan ponakan) karena umayyah adalah anak angkat dari Abdul asy Syam dimana Abdul asy Syam bin Abdu Manaf adalah saudara Hasyim bin Abdu Manaf.

 

Dari perseteruan ini nantinya meruncing saat Muhammad membawa agama baru yg dinamakanya islam, karena banyak kalangan arab jaman itu menolak konsep agama monotheisme ala islam, mereka lebih tertarik dengan konsep agama polytheisme yg sudah lama ada di mekah. hasilnya Muhammad kemudian terusir dari mekah bersama sepupunya Ali (dikenal dengan peristiwa hijrah dan menandai tahun baru islam).

 

Dan nantinya dari momentum ini keluarga Umayyah bisa kembali menguasai mekah dengan mengajak sebagian orang2 dari bani hasyim yg tidak sependapat dengan konsep monotheisme Muhammad untuk bersatu dan membendung ajaran monotheisme Muhammad.

 

#NB: dalam budaya arab ada istilah Bani yg merupakan sebutan untuk suku2 yg masih berkeluarga dekat. Bani ini mirip seperti marga klo di indonesia.

 

 


 

Singkat cerita setelah bertahun2 saling berperang kekuatan Muhammad semakin besar dan makin banyak sukunya sendiri bani hasyim yg mendukungnya, dan sebaliknya kekuatan bani Umayyah dan koalisinya di mekah semakin menurun sampai saat perang badar yg merupakan perang besar pertama antara suku2 koalisi Muhammad dan koalisi mekah.

 

Dalam perang ini banyak tokoh penting mekkah seperti Amr bin Hisyam alias Abu Jahal, dan Utbah (ayah dari hindun ibunya Muawiyah) yg terbunuh. dan hal ini nantinya menjadi dendam turunan.

 

Saat akhirnya muhammad berhasil menguasai mekah setelah berbagai pertempuran. Abu Sofyan yg saat itu menjadi pemimpin bani Umayyah sekaligus ayah Muawiyah, terpaksa harus menerima islam, klo tidak mau kehilangan kekuasaanya.

 

Tapi walaupun sudah menerima islam sebenarnya pertikaian politik dan kekuasaan masih terjadi. dan hal ini kemudian pecah lagi sesudah Muhammad meninggal.

 


 

Dimana menurut para sahabat yg harusnya menggantikan Muhammad sebagai khalifah adalah Ali atau Abu bakar sesuai dengan wasiat Muhammad di peristiwa Ghadir Khum

 

(dalil tentang peristiwa Ghadir Khum ini shahih, tapi antara mazhab Suni dan Syiah berbeda penafsirannya)

 

1. Yg klo menurut kelompok sahabat yg mendukung keluarga Muhammad (nantinya di kenal sebagai Syiah), Muhammad sudah menunjuk Ali sebagai penggantinya karena saat itu Muhammad menggandeng Ali saat mengatakan penggantinya adalah kaum Ahlul Bait, Hal ini menurut tafsir kelompok Syiah yg dimaksud Ahlul Bait adalah keluarga dekat Muhammad, karena Muhammad tidak memiliki anak laki2 maka kepemimpinan dunia Islam harusnya turun ke tangan Ali yg merupakan menantu sekaligus sepupu Muhammad sendiri.

 

2. Sedangkan menurut kelompok sahabat pendukung para pemimpin suku2 besar arab (nantinya di kenal sebagai Suni) yg di maksud Ahlul Bait tidak hanya termasuk keluarga dekat Muhammad , menurut tafsir kelompok Suni ahlul bait yg di maksud dalam peristiwa Ghadir Khum itu seluruh orang arab yg masih berkerabat dengan Muhamad termasuk juga seperti Abu bakar yg anaknya Aisyah merupakan istri Muhammad, dimana Abu bakar sendiri mertua sekaligus pemimpin besar suku2 mekah yg harusnya berhak juga jadi khalifah pengganti Muhammad.

 

Dan hal inilah menjadi persetruan awal antara para sahabat pendukung ali bersama keluarga dekat muhammad yg nantinya di kenal sebagai kelompok syiah …melawan para sahabat pendukung koalisi suku2 mekah termasuk para sahabat dekat Muhammad seperti Abu bakar, Umar bin Khatab, dan Utsman bin Afan, yg nantinya akan di kenal sebagai kelompok Suni.

 


 

Melihat sikon yg runyam ini yg terancam akan menjadi perang saudara Ali kemudian dengan ikhlas melepaskan haknya dan membolehkan pemimpin setelah Muhammad dipilih dari suara terbanyak umat alias demokrasi, dan dari hasil demokrasi suku2 mekah kuno ini maka terpilihlah Abu bakar menjadi khalifah menggantikan Muhammad bukannya Ali.

 

Peristiwa terpilihnya Abu bakar ini sendiri sarat dengan kontraversial dan hampir terjadi huru hara, peristiwa ini di kenal dengan peristiwa Saqifah Bani Saidah. Tapi walaupun Ali tidak melawan keputusan baiat Abu bakar di Saqifah Bani Saidah ini Ali sendiri tidak pernah mau membaiat abu bakar.

 

(dalam riwayat hadits Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Muhammad dan selama istrinya Fatimah hidup tidak pernah mau bertemu dan membaiat Abu bakar)

 

Tapi di kubu sahabat pendukung Ali dan keluarga dekat Muhammad sendiri terjadi kekecewaan karena keputusan Ali yg menyerahkan hak kekuasaanya ini tanpa perlawanan, sehingga nantinya mereka memberontak terus kepada khalifah kedua dan ketiga yaitu Umar sampai Utsman yg menyebabkan pertikaian antara keduabelah pihak terus memanas sampai terbunuhnya Umar dan Utsman.

 

Bahkan Ali pun akhirnya terlibat perang dengan Aisyah yg merupakan Istri Muhammad sekaligus anak Abu bakar. (perang ini di kenal sebagai perang Jamal atau perang unta)

 

Melihat sikon yg tidak kunjung kondusif dan semakin runyam ini ali kemudian menyerukan kepada pendukungnya untuk Berheti memberontak. sebagian pendukung Ali ada yg menurut Ali sedangkan sebagian ada yg tetap memberontak,

 

Dan untuk kalangan yg memberontak ini nanti akan mengkhianti Ali juga karena kecewa dengan kepemimpinan Ali yg mereka aggap terlalu lembek dan kelompok yg membangkang inilah yg nanti dinamakan Khawarij.

 


 

Nantinya Ali berhasil menjadi khilafah sesudah meninggalnya Utsman yg dibunuh pendukungnya, pemerintahan Ali ini mulanya berjalan lancar dan disetujui banyak pihak, tapi dari pihak bani Umayyah yg saat itu di pimpin Muawiyah tidak menerima hal ini dan menghendaki menuntut hak balas bagi saudara mereka Utsman (khalifah ke 3) yg di bunuh pendukung Ali.

 

(Utsman bin Affan sendiri adalah sepupu Muawiyah, Dan dalam hukum arab jaman itu pihak kerabat berhak menuntut hak balas bagi anggota keluarhanya yg di bunuh, yaitu dengan cara menghukum mati pembunuhnya).

 

Tapi di sinilah awal masalah kembali memanasnya dunia Islam dimana pihak Muawiyah menginginkan yg di hukum mati adalah semua pendukung Ali yg terkait dengan pembunuhan Utsman, sedangkan Ali menginginkan yg di hukum mati cuman para pelaku pembunuhan Utsman saja.

 

Dan hal ini nanti kembali runyam dan terjadi lagi perang saudara antar sesama umat islam antara kubu Ali melawan kubu Muawiyah (perang ini nantinya di kenal dengan perang Shifin) setelah terjadi perperangan sengit yg mengakibatkan banyak korban akhirnya kedua belah setuju untuk berdamai.

 

Tapi nantinya kelompok khawarij yg awalnya pendukung fanatik Ali berbalik tidak suka dengan hal ini dan akhirnya mereka keluar dari kelompok pendukung Ali sekaligus merencanakan pembunuhan kepada Ali. Ali akhirnya di bunuh oleh kelompok Khawarij ini saat menunaikan sholat subuh.

 

Lukisan berjudul : Martyrdom of Imam Ali, karya Yousef Abdinejad. Lukisan ini menggambarkan pembunuhan imam Ali saat sholat subuh yg dilakukan oleh kelompok Khawarij

 


 

Setelah Ali meninggal di bunuh kelompok Khawarij merujuk pada perjanjian awal harusnya yg berkuasa adalah anak dari ali atau cucu dari muhammad yaitu Hasan bin Ali, karena Ali menjabat dalam priode singkat sebagai khalifah saat terbunuh.

 

Tapi Muawiyah sekali lagi tidak setuju dengan hal ini dan menuntut diadakan pemilihan untuk mengangkat khalifah selanjutnya (yg kemungkinan besar akan dimenangkan muawiyah sendiri karena saat itu banyak pemimpin suku2 di arab mendukung Muawiyah) dan untuk kesekian kalinya demi menghindari perang saudara, maka Hasan anak Ali kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dan memilih menjauhkan diri dari hingar bingar politik.

 

Tapi sesuai patron politik umum Muawayiah sudah menghitung klo Hasan di biarkan hidup maka dia akan menjadi ancaman karena karisma dan reputasinya saat itu dikalangan masyarakat dunia islam melebihi dirinya walaupun para pemimpin suku2 mendukung dirinya.

 

Hal ini karena besarnya pengaruh Hasan dan Husein yg merupakan keturunan Ali dan keluarga langsung Muhammad (cucu). Oleh sebab itu nantinya Muawiyah mengirim pembunuh untuk meracuni Hasan

 

(dalam hal ini kelompok Syiah percaya yg meracuni hasan adalah orang2 suruhan muawiyah, tapi kelompok Suni tidak percaya).

 

Setelah Hasan meninggal clan Ummayah kembali melihat ancaman selanjutnya adalah adiknya Hasan yaitu Husein bin Ali karena bila Muawaiyah meninggal maka yg akan naik tahta adalah Husein bukan anaknya Muawiyah.

 

Oleh sebab itu nantinya untuk melenyapkan seluruh claim ahlul bait terhadap tahta kekalifahan maka clan Umayyah mengirimkan anak Muawiyah yaitu Yazid bin Muawiyah kepada kaum ahlul bait untuk mengakui dirinya sebagai khalifah yg sah dan bila kelompok ahlul bait di karbala menolak maka semua akan di habisi, dan akhirnya memang kelompok Husein menolak mengakuinya dan dihabisi sekalian di karbala.

 

Bahkan saat kejadian Karbala ini kepala Husein dipenggal oleh anak buah Yazid dan dipamerkan sebagai bukti kemenangan kelompok Umayyah. Satu2nya keluarga muhammad yg selamat dari peristiwa ini adalah Ali zainal abidin yg merupakan cicit dari Muhammad, atau cucu dari ali, dan merupakan anak dari Husein.

 

(nah nantinya peristiwa karbala ini di peringati sebagai hari Asyura oleh umat Syiah tapi umumnya di larang oleh kalangan Suni).

 

Terbunuhnya Husein bin Ali dalam pertempuran Karbala

 


 

Karena peristiwa pembantaain karbala ini lah nanti kekalifahan islam yg harusnya berganti2 atau demokrasi akhirnya menjadi sistem pemerintahan kerajaan sepenuhnya dengan ditandainya lahirnya kekalifahan dinasti Umayyah yg kekuasaanya di turunkan dari Muawiyah ke Yazid dan keturunan-keturunanya selanjutnya, tidak lagi ada pemilihan oleh kepala suku dan bergantian dengan ahlul bait seperti dijaman Khulafa Rahsidin (pemimpin2 islam pertama), yg nantinya di ikuti polanya oleh kekalifahan suni selanjutnya Seperti Abasiyah sampai Ustmaniyah (Turki Ottoman).

 

Tapi di sisi lain para pendukung keluarga muhammad (ahlul bait) yg berhasil menyelamatkan diri tidak pernah mau mengakui kekuasaan Muawiyah ini, mereka lebih memilih Ali zainal abidin sebagai pemimpinya dan mengangkat Ali zainal abidin sebagai imam mereka ke 4 sesudah Ali, Hasan, dan Husein, dan mendirikan kekalifahannya sendiri kelak yg bernama kekalifahan Fatimiyah.

 

inilah yg menyebabkan perseteruan politik panjang antara Suni dan Syiah dalam dunia Islam sampai hari ini.

 


 

Jadi pada dasarnya perseteruan suni dan syiah murni adalah perseteruan politik dan dendam warisan akibat rebutan kekuasaan antara bani Hasyim dan bani Umayyah. tapi seiring waktu persetruan ini kemudian di seret ke ranah aqidah dan agama sehingga saling mengkafirkan pihak lawan dan semakin memperunyam persetruan ini dan membuatnya bias sejarah karena dali dan sumber yg diambil pihak Suni maupun Syiah terkadang berbeda dan bias (hanya mengambil yg menguntungkan kelompoknya saja).

 

#NB: Tulisan ini berusaha ane tulis senetral mungkin dari kacamata sejarah bukan dogma, hal ini karena kuatnya perbedaan antara suni dan syiah sehingga sumber sejarahnya juga bias dan ada perbedaan pendapat kuat yg akhirnya jadi dogma kaku. Seperti contohnya hadits2 shahih yg walaupun sama2 ada di Suni dan Syiah tapi bisa di tafsirkan berbeda oleh ulama kedua kelompok ini.

 


Sumber :

 

 

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-16047709

https://www.history.com/news/sunni-shia-divide-islam-muslim

https://www.newstatesman.com/world/middle-east/2017/08/

https://theconversation.com/what-is-the-shia-sunni-divide-78216

https://www.npr.org/2007/02/12/7280905/chronology-a-history

https://www.cfr.org/interactives/sunni-shia-divide#!/sunni-shia-divide

https://www.aljazeera.com/opinions/2013/7/9/the-myth-of-the-1400

https://english.alarabiya.net/en/views/news/middle-east/2014/11/08

https://www.britannica.com/topic/Islam/Theology-and-sectarianism

https://www.theguardian.com/world/2016/jan/04/sunni-shia-sectari

 

 

https://www.dw.com/id/sunni-dan-syiah-bersaing-sejak-dulu/a-16189563

https://nasional.tempo.co/read/426823/asal-muasal-perpisahan-syiah-

https://tirto.id/jejak-permusuhan-iran-dan-arab-saudi-couS

https://www.matamatapolitik.com/sejarah-perpecahan-sunni-syiah-historical/

http://islamlib.com/kajian/merenungkan-pangkal-perseteruan-sunni-syiah/

https://ibtimes.id/memahami-persoalan-islam-sunni-dan-islam-syiah/

https://liputanislam.com/kajian-islam/sunni-syiah-produk-sejarah/

 

https://geotimes.co.id/kolom/perang-suriah-konflik-agama-sunni-syiah/

 

 

https://en.wikipedia.org/wiki/Sunni_Islam

https://en.wikipedia.org/wiki/Shia_Islam

https://en.wikipedia.org/wiki/Shia%E2%80%93Sunni_relations

https://en.wikipedia.org/wiki/The_event_of_Ghadir_Khumm

https://id.wikipedia.org/wiki/Risalah_Amman

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Umayyah

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdu_Manaf_bin_Qushay

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Jamal

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Shiffin

https://id.wikipedia.org/wiki/Mu%27awiyah_bin_Abu_Sufyan

https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_bin_Ali

https://id.wikipedia.org/wiki/Husain_bin_Ali

Silahkan tulis komentar