Dalam Politik itu ada yg dinamakan “Coercive diplomacy (Diplomasi koersif)” atau ” persuasif yg dipaksakan”. Nah Diplomasi koersif ini sendiri pengertiannya adalah : diplomasi yg mengandalkan ancaman penggunaan kekerasan kepada pihak lawan, untuk menekan pihak lawan agar menurut apa yg di inginkan pihak yg melakukan diplomasi.
Nah masalah 6 anggota FPI yg dibedil Polisi sampai mati, itu ane rasa salah satu tindakan Diplomasi koersif yg dilakukan Polisi untuk menekan FPI. Secara sederhananya pihak kePolisian dan TNI mau ngomong ke Habib Rizieq dan FPInya klo mereka gak bisa diatur dan selalu bikin onar maka pihak kepolisian dan TNI gak akan segan2 menggunakan tindakan keras kepada mereka, dengan memberikan contoh 6 orang anggota FPI di tembak mati.
Itu sebabnya saat konfrensi pers terkait kejadian penembakan 6 anggota FPI itu yg hadir para jendral2 polisi baik dari Polda Metro, maupun Mabes Polri + dari unsur TNI ada Pangdam Jaya ikut hadir juga. Ini sebenarnya bahasa diplomasi yg ingin menunjukan kepada Habib Rizieq dan geng FPI nya klo macam2 mereka akan berurusan dengan Polisi dan TNI.
Tindakan Diplomasi koersif Polisi ini sendiri ada sebabnya :
1. Karena sejak awal saat Habib Rizieq kembali ke Indonesia udah bikin ulah lagi seperti ceramah agama yg ngata2in Polisi dan TNI sebagai pengawal L0nt3 dan dapat jatah dari Nikita Mirzani. Hal ini jelas menyinggung wibawa 2 institusi Polisi dan TNI.
2. Selain itu beberapa anggota FPI di madura malah menggeruduk rumah orang tua Mahfud MD yg jelas merupakan ancaman personal kepada seorang mentri (bahkan hal ini sampai membuat Mahfud MD berang dan mewanti2 FPI jangan sampai dia menggunakan kekuasaan yg dimilikinya sebagai Menkopolhukam yg jelas membawahi politik dan hukum di Indonesia).
3. Kemudian beberapa anggota FPI dan fans Habib Rizieq juga ada yg menyerukan jihad dengan mengganti lafad adzan dan Iqomah menjadi “hayya alal jihad” yg terang2an menyerukan Jihad. Padahal Indonesia bukan wilayah konflik dan seruan Jihad buat apa ?? tentunya seruan Jihad semacam ini adalah seruan untuk melawan pemerintah dan hal ini sebenarnya udah termasuk tindakan bughot (makar dalam Islam).
4. Selain tentunya tindakan keras kepada FPI juga pasti akan mengalihkan perhatian sebagian besar rakyat Indonesia yg awalnya sibuk menyoroti korupsi mentri dari Gerindra dan PDIP menjadi menyoroti kasus FPI vs Polisi doang.
5. Tindakan Habib Rizieq dan FPI yg semaunya bikin acara gede2an, jelas2 mempermalukan pemerintah Jokowi dimata dunia International dan banjir hujatan dari masyarakat Indonesia sendiri karena saat rakyat dilarang bikin hajatan besar saat wabah Covid-19 ini, Habib Rizieq malah bisa bikin acara hajatan gede2an bahkan sampai di fasilitasi segala. Hal ini jelas2 membuat wibawa pemerintahan Jokowi ancur banget karena dianggap pemerintah Jokowi takut dengan sebuah ormas doang.
Nah hal2 ini tentunya membuat berang para petinggi dan elite politik republik ini sehingga di perlukan tindakan Diplomasi koersif agar Habib Rizieq dan geng FPI nya paham klo mereka gak bisa di tertibkan mereka akan ditindak dengan keras.
Jadi pada akhirnya memang ane rasa 6 orang anggota FPI yg ditembak mati itu adalah tumbal Diplomasi koersif dan pengalihan isu juga. Suka gak suka kasus penembakan 6 orang anggota FPI ini tidak akan terungkap sepenuhnya dan narasi yg akan dipegang benar adalah narasi kepolisian, sedangkan bila FPI dan Habib Rizieq tetap ngeyel memaksakan narasinya maka kemungkinan korban lainnya akan berjatuhan lagi.
Ane rasa Habib Rizieq dan petinggi FPI pasti paham Diplomasi koersif ini, itu sebabnya sebelum dipanggil kepolisian, pengacara Habib Rizieq udah minta surat pemanggilan duluan kepolisi.
Jadi klo kalian masih berdebat kronologi siapa yg benar apakah versi Polisi atau versi FPI terkait penembakan 6 orang anggota FPI itu, berarti kalian sebenarnya cuman melihat di permukaan saja tapi gak memahami Diplomasi dibelakang tindakan tersebut.