Sebenarnya invasi Rusia ke Ukraina bukan dimulai pada tahun 2022 ini tapi udah di mulai sejak tahun 2014 lalu saat Rusia nekad mancaplok semenanjung Krimea yg sebenarnya masih termasuk teritorialnya Ukraina.
Krimea sendiri di caplok Rusia pada tahun 2014 setelah presiden bonekanya di Ukraina yg bernama “Viktor Yanukovych” digulingkan rakyat Ukraina pada tahun 2013 lalu.
Krimea sendiri pada awalnya adalah wilayah kekalifahan Ottoman yg berhasil di rampas kerajaan Rusia saat memenangkan perang Rusia-Turki (1774), daerah ini nantinya di serahkan Tsar Nicholas 2 ke penduduk Ukraina untuk di kelola. Nantinya saat perang dunia ke 2 daerah Krimea ini di bersihkan oleh Uni Soviet dengan cara membantai dan memaksa penduduk asli Krimea yg merupakan bangsa Tartar muslim untuk keluar dari daerah ini. Peristiwa pembantaian dan pengusiran paksa penduduk Tartar muslim ini nantinya di sebut sebagai genosida Crimean Oblast. Setelah pengusiran ini Uni Soviet memasukan banyak orang Rusia untuk menguasai wilayah ini.
Saat pemerintahan Nikita Kruschev, pemerintah Soviet memberikan Krimea kepada Ukraina sekali lagi (yg saat itu masih merupakan anggota Uni Soviet) dengan memberikan status daerah otonomi khusus untuk wilayah ini. Hal ini dilakukan karena saat itu pemerintah Soviet keteteran mengelola wilayah Uni Soviet yg sangat luas yg membentang dari Siberia sampai Eropa timur (atau istilahnya Imperial overstretch), selain itu di jaman itu gak terfikirkan Uni Soviet bakalan bubar. Tapi akhirnya sejarah berkata lain Uni Soviet bubar dan negara2 bekas Uni Soviet masing2nya memerdekakan dirinya sendiri2, termasuk Ukraina yg wilayahnya meliputi semenajung Krimea ini, peristiwa ini terjadi tahun 1991 an dulu.
Nantinya gara2 kemerdekaan Ukraina ini federasi negara Rusia yg merupakan peninggalan Uni Soviet menjadi pusing, karena walaupun wilayah Rusia sangat luas tapi gak ada satupun pelabuhannya yg bisa beroperasi penuh selama setahun. Hal ini terjadi karena pelabuhan2 besar Rusia seperti Vladivostok, Murmansk, St. Petersburg, dan Novorossiysk selama 8 bukan tidak bisa digunakan karena membeku, pelabuhan2 ini cuman bisa efektif digunakan selama 4 bulan yaitu saat musim panas. Hal ini wajar karena klo kita lihat peta negara Rusia itu dekat dengan kutub Utara yg iklim daerahnya cenderung dingin dan membeku. Satu2nya pelabuhan yg gak membeku berada di semenanjung Krimea (terutama pelabuhan Sevastopol).
Itu sebabnya semanjung Krimea dan Ukraina sangat penting bagi Rusia agar memiliki akses ke perairan global sepanjang tahun sekaligus memberikan akses Angkatan Lautnya agar bisa di gunakan setiap saat tidak lagi terkendala iklim dingin.
Tapi sayangnya setelah penggulingan presiden bonekanya di tahun 2013 lalu, Rusia khwatir klo kebijakan Ukraina tidak lagi menguntungkan mereka. Itu sebabnya di tahun 2014 Rusia nekad mencaplok semenajung Krimea untuk mengamankan kepentingan mairitimnya. Tapi sayangnya hal ini justru semakin membuat Ukraina semakin merapat ke NATO karena takut diserang Rusia, akhirnya tahun 2022 ini Rusia beneran menyerang Ukraina sebelum mereka sah menjadi anggota NATO. Karena klo sampai Ukraina menjadi anggota NATO hal ini akan merugikan Rusia karena Ukraina bisa kembali menclaim semenajung Krimea, dan akses Rusia ke pelabuhan Sevastopol kembali tertutup karena Rusia harus masuk wilayah Ukraina yg dilindungi NATO bila mau menggunakan Krimea. Ini membuat pencaplokan Krimea gak ada gunanya lagi klo gak mencaplok Ukraina sekalian.
Tapi walaupun berhasil mengusai Krimea dan Ukraina, Rusia masih tetap akan pusing karena akses lautnya masih harus melewati gerbang di selat Bosphorus di Turki dan selat Gilbartar di Spanyol yg merupakan negara2 anggota NATO. Kecuali Putin cukup gendeng dengan menyerang Turki, Spanyol, dan negara2 Skandinavia demi menguasai akses maritim secara keseluruhan.