Dari Ibnu Taimiyah, Abdul Wahab, Sampai Khalid Basalamah, Lika-liku Perjalanan Ideologi Pemurnian Islam Yg Bercampur Dengan Politik

 


Ane sendiri sangat jarang nonton wayang dan jujur aja ane tidak terlalu menyukai wayang juga karena terkadang gak ngerti bahasanya, jadi klo ane ikut menghujat si Khalid Basalamah agaknya ane terlalu berlebihan karena ane sendiri bukan orang yg bisa menghargai budaya nusantara.

 

Tapi di sisi lain klo ada penggiat budaya nusantara yg marah dengan Khalid Basalamah ya itu juga bisa dipahami karena memang dakwah islam aliran wahabi maupun salafi seperti Khalid Basalamah itu cenderung berusaha mati2an memurnikan islam semurni2nya agar tidak tercampur dengan budaya selain budaya arab bahkan klo perlu melawan kemajuan peradaban dan akal sehat klo dirasa hal itu bertentangan dengan dalil2 dalam Islam dan gak sesuai tuntunan era para sahabat generasi awal (kaum salaf).

 

Bahkan dalam taraf extreme kelompok salafi ini bisa menjadi salafi jihad yg memurnikan islam dengan jalan2 kekerasan dan perang, karena mereka merasa islam yg tercampur dengan budaya, kultur, maupun pola fikir yg bukan islam sepenuhnya adalah hal2 yg merusak islam yg harus di bereskan dengan cara2 jihad.

 


Tapi awalnya kelompok salafi ini sebenarnya aliran kecil dalam dunia islam (dimasa Ibnu Taimiyah). Mereka ini pada awalnya memusuhi dengan sengit kelompok Islam Mu’tazilah karena mereka menganggap kelompok Mu’tazilah ini tercemar pemikiran filsuf yunani seperti Aristoteles, Plato, Socrates, dll sehingga mereka menjadi sesat. Tapi ironisnya hampir semua filsuf dan ilmuwan besar islam jaman golden age islam itu seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Razi, Omar Khayam, Al biruni, dll adalah tokoh2 kelompok Mu’tazilah ini.

 

Nantinya kelompok salafi ini mendapatkan titik baliknya dan menjadi besar saat keruntuhan kekalifahan Abasiyah yg merupakan pendukung utama kelompok Mu’tazilah ini, dan hal ini di perparah dengan kemunculan tokoh2 besar aliran Islam Suni seperti Imam Al-Ghazali yg memang sejak awal gak suka dengan kelompok Mu’tazilah ini. Dan akhirnya kelompok Mu’tazilah ini punah sepenuhnya, sedangkan aliran Islam suni semakin di dominasi oleh aliran Salafi dan Asariyah yg mengikuti pemikiran Ibnu Taimiyah dan Al-Ghazali.

 


Nantinya dari aliran Salafi ini memunculkan aliran baru lagi yg lebih extreme menolak segala sesuatu yg gak islami dan gak arab, yaitu aliran wahabi. Aliran wahabi sendiri muncul karena pergulatan nasionalis Arab dalam melawan penjajahan Turki Ottoman (kekalifahan Utsmaniyah). Dimana menurut kelompok Wahabi ini Turki Ottoman itu adalah penjajah negara2 arab dan mereka sebenarnya bukan orang Arab tapi orang eropa yg beragama Islam.

 

NB : bagi yg gak tahu sebagian besar sultan Turki Ottoman (kekalifahan Utsmaniyah) itu ibunya keturunan eropa, sedangkan bapak pendiri dinasti Ottoman yg bernama “Osman Ghazi” itupun aslinya bukan orang arab tapi orang asia tengah dari suku Kayi (persia) dan Mongolia (seljuk).

 

Dari pergulatan nasionalis arab vs Turki otoman inilah muncul tokoh nasionalis Arab yg paling berpengaruh yaitu “Syeh Abdul Wahab” yg merupakan pendiri gerakan Wahabi bersama dengan pendiri dinasti Saud yaitu “Muhammad bin Saud”. Nantinya dari kolaborasi Abdul wahab dan Muhammad bin Saud ini mampu memerdekanan arab dari cengkraman Turkti Ottoman dan memulai berdirinya kerajaan besar yg dipimpin dinasti Saud yg sekarang kita kenal dengan nama Arab Saudi (tentunya dengan bantuan Inggris).

 

Bahkan setelah perang dunia kedua Arab Saudi menjadi negara yg kaya-raya karena di temukan cadangan migas besar di negaranya, dan pertambangannya nanti dibantu Amerika dengan pendirian perusahaan migas terbesar di dunia yaitu Aramco (Arab-America oil Company). Karena kerjasama migas ini nantinya yg membuat saudi sangat akrab dengan Amerika, bahkan saat perang dingin Saudi memiliki proyek untuk mengeksport Ideologi Wahabi ke negara2 Islam lainnya demi membendung pengaruh Komunis Soviet dan China daratan yg dibantu sepenuhnya oleh Amerika.

 

Pada awalnya export ideologi Wahabi ini emang efektif membendung pengaruh Komunis Soviet dan China yg sering kali di propagandakan negara2 blok barat sebagai ideologi anti agama, tapi nantinya setelah perang dingin berakhir orang2 yg terpengaruh Ideologi Wahabi ini tidak lagi memiliki musuh komunis yg anti agama sehingga membuat mereka justru berbalik memusuhi barat. Selain memusuhi barat mereka juga memusuhi segala sesuatu yg gak Islami atau gak arabia style, termasuk juga budaya2 lokal.

 

Nah orang2 seperti Khalid Basalamah ini adalah sisa2 export ideologi wahabi di republik ini, jadinya ya memang mereka akan anti apapun yg gak islami dan gak arab.