Saat Negara Lain Mencegah Kiamat Teknologi, Kita Masih Berdebat Tentang Rendang Babi Dan Kartun LGBT

 


 

Salah satu kehebatan sains dan ilmu pengetahuan modern itu adalah kemampuannya untuk meramal kejadian yg akan terjadi dimasa depan. kemampuan ini klo di jaman dulu setara dengan kemampuan para dukun, cenayang, orang suci, nabi, atau bahkan kemampuan para dewa. Cuman bedanya sekarang kemampuan Sains dan ilmu pengetahuan modern ini bukan faktor

 

supranatural, keajaiban, maupun claim cocoklogi belaka, tapi perjalanan panjang penelitian dan perjuangan keras untuk memahami bekerjanya alam semesta secara logis.
Salah satunya adalah penelitian tentang cuaca matahari. Ya benar cuaca matahari, bagi kalian yg gak tahu cuaca itu bukan hanya kejadian yg terjadi di bumi saja tapi terjadi juga dalam tatasurya kita.

 


Nah dalam tatasurya kita itu yg paling mempengaruhi cuacanya adalah matahari karena 99% bagian sistem tatasurya kita ini massanya di dominasi matahari. Selain itu matahari itu gak stabil jadi perlu ada penelitian mendalam terkait perilakunya yg mempengaruhi semua planet yg ada dalam tata surya kita (termasuk bumi kita).

 

Salah satu masalah paling penting yg di timbulkan matahari kita itu adalah “Solar-flare” atau semburan plasma dahsyat dari matahari. Mungkin ada yg bertanya kenapa masalah solar-flare matahari sangat penting ??

 

Nah angin solar flare matahari ini klo sampai mengarah kebumi bisa menghancurkan peradaban kita karena bisa menghancurkan semua peralatan listrik kita, termasuk juga peralatan telekomunikasi, Intenet, dan satelite yg kita perlukan dalam peradaban modern ini.

 

Hal ini dulu pernah kejadian pada tanggal 1- 2 September 1859 dimana solar-flare matahari menghujani bumi, disaat itu hampir semua sistem listrik mulai dari transformer daya sampai tiang listrik di daerah bumi bagian utara terbakar, sekaligus juga menyebabkan semua komunikasi telegraf terputus. Hal ini terjadi karena semburan angin plasma dahsyat dari matahari bakalan mempengaruhi semua peralatan listrik bikinan manusia. (Peristiwa kiamat listrik dan komunikasi pertama ini dikenal dengan peristiwa Carrington Event dan membuat jaringan listrik dan komunikasi negara2 Eropa, Amerika, Canada, maupun Rusia lumpuh selama berbulan2)

 

Nah kejadian Carrington Event itu terjadi tahun 1859 dimana saat itu listrik dan sistem komunikasi masih langka, sekarang bayangkan klo kejadian serupa terjadi di masa modern hari ini. Bisa2 dunia dan peradaban manusia modern menjadi chaos karena seluruh satelit, listrik, maupun jaringan intenet global mati yg pasti akan menghapus atau membuat error data penting seperti data perbankan, bisnis, militer, maupun data sensitif lainnya.

 


Oleh sebab itu negara2 maju seperti Amerika rela menggelontorkan dana ratusan juta dollar (atau puluhan triliun rupiah) untuk membikin wahana2 luar angkasa untuk menyelidiki matahari ini, dan sukur2 bisa memprediksi duluan kapan kejadia solar-flare dahsyat selanjutkan akan terjadi.

 

Hal ini semua demi melindungi peradaban manusia agar bisa memprediksi dan mengantisipasi event semacam Carrington Event di masa depan, agar peradaban manusia tidak tenggelam dalam chaos dan anarki karena padamnya listrik, intenet, dan jaringan global satelite karena semburan angin badai matahari ini.

 

Dibawah ini (bagian kiri) adalah photo2 lapisan plasma matahari yg berhasil di dokumentasikan oleh salah satu wahana pengintai matahari punya NASA yg bernama Parker Solar Probe yg merupakan satu2nya wahana buatan manusia yg berhasil memasuki lapisan terluar atmosphere matahari.

 


 

Pada akhirnya saat kita masih bertikai tentang rendang daging babi, kartun elgebete, dan nikah beda agama, negara2 maju di luar sana justru udah mempersiapkan diri terkait kiamat teknologi karena badai matahari.