Saat negara kita lagi disibukan masalah korupsi mentri dan rusuh ormas agama vs polisi. Di negara tetangga kita yg paling sekuler yaitu Singapura, mereka justru sedang disibukan menjual daging sintetis buatan laboratorium (biasa di sebut sebagai Cultured meat atau Synthetic meat).
Tapi mungkin bagi sebagian kita mendengar daging sintetis buatan laboratorium pasti fikirannya selalu negatif, bahkan mungkin ada yg beranggapan daging sintetis buatan laboratorium berbahaya karena di buat dari bahan2 berbahaya seperti plastik, kimia, atau bahkan bahan haram. Hal ini bisa dimaklumi karena tingkat literasi orang Indonesia memang rendah hal itu bisa terlihat banyaknya orang indonesia yg termakan bualan “herbal” dan “natural” tapi sangat anti dengan yg namanya “medis” dan “kimia” padahal semua zat di alam semesta ini adalah unsur2 kimia dan metode medis jauh lebih aman dari metode herbal2an gak jelas itu.
Tapi bagi ane sendiri Daging sintetis buatan laboratorium adalah masa depan bahan pangan umat manusia, kenapa ?? karena daging sintetis buatan laboratorium lebih efesien dan efektif, selain itu peradaban manusia akan memasuki tingkat moralitas lebih tinggi dimana kita tidak perlu membunuh binatang lainnya cuman untuk dijadikan bahan pangan.
Hal itu terjadi karena untuk membuat daging sintetis cuman diperlukan stem cell (sel punca) dari suatu hewan ternak, nantinya stem cell yg berukuran sangat kecil ini akan dikembang-biakan dengan serum pertumbuhan di laboratorium, agar tumbuh menjadi sel otot, lemak, dan daging yg lebih besar lagi, yg kemudian akan dipanen menjadi daging sintetis sebagai bahan pangan manusia.
Jadi secara sederhananya untuk mendapatkan sepotong daging sapi atau ayam kita tidak perlu lagi menyembelih seekor sapi atau ayam, cukup mengambil sebagian kecil sel sapi atau ayam ini untuk dikembang-biakan di laboratorium agar mendapatkan dagingnya.
Karena gak perlu sapi atau ayam utuh untuk mendapatkan dagingnya maka proses panen daging sintetis ini akan jauh lebih efesien dari peternakan konvensional hari ini, selain itu tidak banyak sumber daya alam yg dihabiskan cuman untuk ngasih makan sapi atau ayam agar dewasa dan siap disembelih (kita gak perlu lagi lahan luas peternakanan, makanan ternak, tempat penjagalan, air buat minum ternak, serta tidak ada lagi limbah peternakan seperti kompos, amonia, atau CO2 yg bisa merusak lingkungan bila tidak dikelola dengan benar).
Selain itu kita tidak lagi terbentur masalah moralitas karena gak perlu lagi menyembelih hewan hidup2, dan jelasnya daging sintetis dari laboratorium ini lebih terjamin keamanan dan kesehatannya, karena tentunya sebelum dikembang-biakan dengan serum pertumbuhan, stem cel yg akan di jadikan indukan (master) pasti terlebih dahulu melewati proses uji keamanan dan kesehatan yg ketat agar daging yg dihasilkannya tidak cacat dan proses ini tentunya lebih mudah dari pada menjaga keamanan dan kesehatan hewan ternak konvensional yg jumlahnya sangat besar itu.
Jadi secara sederhananya daging sintetis adalah masa depan pangan umat manusia karena banyak memiliki kelebihan dari peternakan konvensional. Itu sebabnya negara macam Singapura udah berfikir duluan untuk investasi dan menjual daging sintetis buatan laboratorium semacam ini, saat orang2 Indonesia masih sibuk jualan agama dan akhirat.
Sebenarnya teknologi daging sintetis ini udah lama ada (sekitar dekade 50an udah ada) tapi masih terbentur masalah etika dan penolakan dari banyak kelompok agamais : seperti dalam dunia kristen dan katolik perdebatannya apakah : daging sintetis ini wujud manusia mencobai menjadi tuhan karena menciptakan daging bukan dari binatang ternaknya, sedangkan dalam dunia islam perdebatannya : daging sintetis ini halal atau haram, sedangkan dalam dunia yahudi : perdebatan daging semacam ini masuk hukum kosher atau tidak, bahkan dalam dunia hindu : pun terjadi perdebatan daging sintetis sapi apakah boleh dimakan atau tidak karena sapi binatang suci umat hindu, dll
Tapi masalahnya sekarang tanpa teknologi daging sintetis ini suatu saat sumber daya dibumi (terutama hewan ternak) tidak akan lagi mampu mencukupi kebutuhan umat manusia yg semakin besar, dimana lahan2 pertanian dan peternakan akan susah di dapatkan sebaliknya populasi manusia tiap tahun semakin besar saja. Hal ini pasti akan menimbulkan krisis pangan hebat dan perang dahsyat rebutan sumber daya alam klo tidak dicarikan solusi damainya seperti teknologi daging sintetis yg sangat efesien ini.