Hari ini sering kali kita melihat sinetron di tivi maupun di berbagai chanel youtube yg menampilkan orang2 dengan pakaian tradisional Jawa, Kejawen, atau pakaian Tradisional daerah lain sebagai “pakaian ciri khas” dukun santet, dukun cabul, orang sesat, orang bodoh, orang jahat, maupun penganut kebatinan hitam.
Sebaliknya orang2 yg berpenampilan gamis, sorban putih2, maupun pakaian ala arab dicitrakan sebagai “pakaian ciri khas” ustad, ulama, orang baik, maupun penganut kebatinan putih.
Kita seakan2 digiring untuk mempercayai budaya leluhur kita itu sebagai budaya yg salah, buruk, bodoh, sesat, jahat, dan tidak baik. Sebaliknya kita juga digiring untuk mempercayai budaya dari timur-tengah sana (terutama arab) adalah budaya terbaik
di dunia, mulia, dan ciri orang baik.
Padahal klo kita melihat secara jernih sejarah maka kita akan menemukan saat awal agama dan keyakinan di timur tengah sana baru berkembang dan baru bisa bikin bangunan berbentuk kotak (kisaran abad 1 – 7 masehi), leluhur kita sudah mendirikan kerajaan besar dan membuat berbagai megastruktur yg luar biasa indah dan rumitnya seperti Borobudur dan Prambanan di jawa, atau menjadi kerajaan mariti. besar seperti Sriwijaya di sumatera, atau Kutai di kalimantan. Bahkan banyak diantara peninggalan besar leluhur kita ribuan tahun lalu itu masih berdiri tegak sampai hari ini.
Tentunya semua pencapain besar leluhur kita dulu itu gak mungkin terwujud klo leluhur kita itu bodoh2 atau jahat2 seperti yg sering di citrakan di berbagai sinetron dan chanel2 youtube hari ini.
Pada akhirnya kita semakin hari semakin menjadi bangsa yg amnesia, yg melupakan dan tidak mau mengakui kebesaran leluhurnya sendiri, tapi ironisnya malah lebih memuja kebesaran leluhur bangsa lainnya yg sebenarnya kebudayaannya jauh dibawah kebudayaan leluhur kita.