Political Correctness (PC) Hal Baik Yg Berubah Menjadi Pemicu Serangan Teroris Di Eropa


 

Mungkin banyak yg bertanya2 kenapa negara2 Eropa masih aja mengijinkan para imigran muslim masuk kenegaranya padahal sering terjadi serangan teroris di berbagai negara2 Eropa ini (termasuk yg kejadian kmrn dimana seorang guru Prancis di penggal imigran muslim karena menunjukan kartun Nabi Muhammad saat pelajaran tentang sejarah kebebasan berpendapat di Prancis).

 

Hal ini terjadi karena negara2 Eropa menerapkan Political Correctness (PC).

 

Nah bagi yg gak tahu apa itu Political Correctness (PC) akan ane jelaskan secara sederhana, so let cekidot :

 


Political Correctness (PC) sendiri adalah agenda politik negara2 Uni Eropa untuk mengkoreksi kesalahan2 politik dan budaya mereka di masa lalu yg cenderung merugikan negara2 dunia ketiga, kaum minoritas, dunia islam, orang asia, dll yg dulu pernah mereka perlakukan diskriminatif dan rasis, pernah mereka jajah, pernah mereka perangi, pernah mereka benci, dll.
Dalam Political Correctness (PC) ini negara2 eropa sendiri merasa bertanggung jawab terkait carut marutnya negara2 dunia ketiga, karena mereka beranggapan kemakmuran Eropa sekarang berasal dari penjajahan dan politik rasisme Eropa di masa lalu.

 

Itu sebabnya banyak negara2 eropa mempermudah para pengungsi dan imigran dari Asia, Timur-tengah, dan Afrika masuk kenegaranya.

Selain mempermudah masuknya imigran dari berbagai negara dunia ketiga (terutama timur-tengah dan afrika), Political Correctness (PC) sendiri berusaha merubah budaya Eropa sendiri yg biasanya Liberal dan Superioritas, menjadi lebih lembut dan berusaha tidak menyinggung kaum minoritas :

 

1. terutama ras minoritas seperti : ras afrika, arab, yahudi, asia, dll,

2. kelompok minoritas seperti : kelompok LGBT, kelompok pekerja sex komersial, kelompok homeless (tunawisma, gelandang, pengemis, dll)

3. serta agama minoritas seperti : Islam, Hindu, Buddha, Pagan, dll

 

Selain itu Political Correctness (PC) ini mendorong warga Eropa untuk menerima budaya kelompok lainnya dan berusaha menghormati kelompok2 minoritas ini.

 


 

 

Tujuan awal Political Correctness (PC) ini sebenarnya baik dan justru berusaha menghindari konflik antara Eropa dan negara2 Islam (seperti yg di ramalkan Samuel P. Huntington dulu dalam buku terkenalnya Clash of Civilizations)

 

Cuman masalahnya nanti Political Correctness (PC) ini justru menjadi paradox karena dalam Political Correctness (PC) ini sendiri ada bagian yg saling bertentangan satu sama lainnya. Seperti :

 

1. Budaya kebebasan berpendapat di Eropa (Liberte) bisa dianggap penghinaan bagi dunia Islam

2. Penyamaan hak kaum LGBT dan PSK (Fraternite) bisa dianggap pembolehan maksiat dan amoral bagi dunia Islam

3. Pengajaran prinsip Sekulerisme yg memisahkan antara politik dan agama (Egalite) bisa dianggap anti agama bagi dunia islam.

 

Padahal ke 3 prinsip Liberte (kebebasan), Fraternite (persaudaraan), Egalite (keadilan) ini adalah prinsip dasar budaya negara2 Eropa modern yg membuat mereka maju. Tapi masalahnya prinsip ini sendiri justru merupakan hal2 yg umumnya di tentang oleh sebagian besar orang2 Islam.

 

Sehingga dari hal inilah alih2 Political Correctness (PC) yg diharapkan menjadi jalan untuk menjembatani dunia barat dan dunia islam, yg ada malah justru menjadi pemicu tindakan2 terorisme di Eropa karena perbedaan prinsip antara orang eropa dan orang islam.

 


itu sebabnya banyak politikus Eropa (terutama sayap kanan) yg beraganggapan klo Political Correctness (PC) ini justru tindakan bunuh diri Eropa sendiri dan menentang dengan keras Political Correctness (PC) ini.

 

Bahkan puncak penentangan Political Correctness (PC) ini terjadi saat politikus sayap kanan Inggris berkuasa dan memilih Inggris keluar saja dari Uni Eropa (lebih dikenal dengan Brexit) beberapa tahun yg lalu. Selain Inggris, Amerika di bawah Donald Trump menolak mentah2 konsep Political Correctness (PC) ini.

 

 

Batasan Kabur Antara Kritik Dan Penghinaan


 

Perbedaan sudut pandang antara dunia barat dan dunia islam lah penyebab terjadinya aksi2 pembunuhan terkait kartun Nabi Muhammad di Prancis baik kasus penembakan Charlie Hebdo maupun kasus pembunuhan guru sejarah baru2 ini.

Bagi orang Prancis sendiri karikartun adalah budaya kritik dan sarkasme bangsa mereka sejak jaman revolusi Prancis dulu yg gencar mengkritik kegilaan gereja dan para raja, tapi masalahnya dalam sudut pandang budaya islam sendiri kritik dan sarkasme ini bisa dianggap penghinaan (apalagi klo sudah menyangkut sosok Nabi Muhammad) yg pelakunya klo menurut sejarah islam sendiri memang bisa dibunuh, bahkan dalam beberapa literatur islam sendiri hal itu di restui nabi Muhammad sendiri.

 


 

Nah masalahnya karikartun Charlie Hebdo ini apakah termasuk kritik bagi dunia islam atau hinaan kepada Nabi Muhammad sendiri sangat bias sudut pandangnya karena :

A. Menurut orang2 Prancis pada umumnya : kartun Nabi Muhammad dalam beberapa cover Charlie Hebdo itu adalah kebebasan berpendapat dan termasuk kritik bukan hinaan.

B. Sebaliknya bagi dunia Islam (apalagi menurut kaum fundamentalis islam) kartun itu adalah hinaan kepada Nabi Muhammad dan pelakunya harus di hukum mati apalagi dalam Islam ada larangan umum untuk menggambarkan Nabi Muhammad dan pelaku penghinaan kepada Nabi Muhammad bisa dihukum mati.

Dan keruwetan ini semakin diperparah karena faktor bahasa yg roaming, sehingga banyak orang Islam bukan orang Prancis justru gak mengerti apa tulisan dalam karikartun Charlie Hebdo yg membawa2 sosok Nabi Muhammad ini.


Beberapa contohnya kartun Nabi Muhammad dalam cover Charlie Hebdo yg kontraversial ini antara lain adalah :

1. Cover tahun 2006 Charlie Hebdo :yg menampilkan gambar nabi Muhammad menangis dengan tulisan “Muhammed kewalahan karena ulah para Fundamentalis” dan “Sulit untuk dicintai oleh para idiot” yg menyoroti kaum fundamentalis islam yg sering melakukan kekerasan atas nama agama.

2. Lalu cover tanggal 2 November 2011 yg merupakan salah satu cover Charlie Hebdo tentang nabi Muhammad yg paling terkenal : yg arti tulisan kartunya sebenarnya “100 cambukan bagi mereka yg tidak mati ketawa” hal itu sebenarnya berasal dari sindiran kepada kemenangan partai islamis “Ennahda” di Tunisia yg mencambuki dan membunuhi orang2 yg tidak memilih partai mereka.

3. Sedangkan yg cover Charlie Hebdo tanggal 1 oktober 2014 yg memicu penyerangan dan penembakan oleh kelompok terorisme Alqaeda itu justru maknanya “Nabi Muhammad mau di pancung oleh gerombolan teroris islam sendiri karena mereka gak percaya dengan sang nabi”

4. Dan cover terakhir Charlie Hebdo tanggal 7 January 2015 (sesudah penembakan itu) justru bermaknan “Nabi Muhammad memegang pamflet bertuliskan semua sudah dimaafkan sambil menangis”.


 

Nah masalah cover2 Charlie Hebdo ini apakah kritik kepada dunia Islam, ataukah hinaan kepada sang nabi sendiri akhirnya menjadi sangat kabur. Karena perbedaan budaya, penafsiran, dan bahasa, antara dunia barat dengan dunia Islam yg justru menciptakan benturan budaya antara barat dan Islam.

 


Photo stock : Demo rakyat prancis terkait kebebasan berpendapat sesudah aksi penembakan Charlie hebdo 2014 lalu.

Menghina Presiden Adalah Sarapan Pagi Orang Prancis Tapi Merupakan Hal Sangat Hebat Di Iran Dan Timur-Tengah


 

Banyak orang negara2 timur tengah sekarang sangar membeci Macron (presiden Prancis), bahkan Iran membikin kartun hinaan terangan2an kepada Macron.

Tapi apakah karena kartun Macron itu warga Prancis merasa tersinggung ???

 

Jawabannya enggak sama sekali, bahkan kartun hinaan kepada Macron oleh Iran itu dianggap imut2 oleh banyak warga prancis yg membenci Macron sejak 3 tahun lalu. karena budaya satir dan sarkasme Prancis dalam mengkritik dan menghina pemimpinnya sejak jaman revolusi prancis sampai jaman Macron ini jauh lebih parah dari kartun iran ini.

 


 

 

Bagi orang yg gk tahu : prancis itu gk memiliki hukum penistaan agama atau presiden jadi warganya bebas ngatain agama atau presidennya gk bakal ditangkap (kecuali ancaman pembunuhan kepada umat beragama atau presiden itu baru bisa ditangkap) karena menurut orang prancis gak ada kerugian materil dalam hinaan karena cuman sakit hati doang gk ada kerugian fisik, beda dengan kekerasan, pembunuhan, persekusi, korupsi, dll yg jelas memiliki dampak merugikan fisik dan materi bagi orang lain.

 

Sedangkan di republik kita kebalik orang yg melakukan tindakan merugikan secara real seperti koruptor atau perusuh yg bakarin rumag ibadah orang di hukum ringan bahkan bisa bebas, sedangkan orang yg membikin tersinggung masalah agama bisa di hukum sangat berat, di demo berjilid2, rumahnya di bakar, gak cukup rumah doang yg dibakar tempat ibadah yg lain juga di bakar. Selain itu di tempat kita menghina presiden bisa berurusan dengan polisi atau di geruduk dan di boikot pendukung garis keras presiden tersebut. pokoknya agama dan presiden gk boleh dihina titik (hal ini mirip kayak negara2 timur tengah juga, yg bahkan bisa membuatmu kehilangan kepala klo berani menghina agama dan penguasanya)

 

Mungkin itulah perbedaan orang2 yg udah 2 abad berdemokrasi dengan orang2 yg baru 2 dekade mengalami demokrasi.

 


 

Sumber gambar ini dari : forum meme terbesar sejagat 9gag, kalo kalian baca dan mengerti komentar orang2 luar termasuk orang prancis sendiri, komentar tentang karikartun Macron ini lucu2, bahkan ada warga prancis yg mengatakan “bahkan bagi pecinta Macron gk akan tersinggung dengan karikartun bodoh semacam ini” atau ” iran menghina kami (prancis) bukan karena karikartun hinaan kepada Macron ini, tapi karena kualitas kartun ini jelek banget kopian dari dragon ball doang” atau “charlie hebdo menghina macron jauh lebih buruk dari karikartun Iran ini”

 

Sumber 9Gag