Kenapa Teori Langkah Catur Jokowi Gak Pernah Skakmat ??


Beberapa teman kubu pendukung Jokowi diehard (cevong) dan BuzzeRp ada yg mengatakan klo pembiaran Rizieq adalah :

 

1.  langkah catur ultra cerdas Jokowi yg ingin memukul aktor intelektual di belakang Rizieq (bahkan sampai bawa2 strategi Tsun-Zhu segala).

 

2.  Lalu ada juga yg bikin teori Jokowi serba salah bila menindak Rizieq, maka di takutkan masa pendukungnya akan berbuat rusuh sehingga perlu langkah catur super cerdas untuk membungkam Rizieq.

 

3.  Lalu ada yg berpendapat pembiaran Rizieq adalah strategi catur super genius Jokowi untuk menjebak Anies Baswedan agar bisa di turunkan jadi gubernur Jakarta karena gak becus mencegah Rizieq bikin acara besar2an yg melanggar protokol Covid-19.

 

4.  Lalu ada juga yg berteori pembiaran Rizieq langkah catur super canggih Jokowi untuk menggulung para pejabat dan aparatur negara yg pro FPI dan Rizieq termasuk katanya kapolda Jakarta dan Jabar. dll

 


 

Nah masalahnya teori langkah catur super cerdas jokowi yg nauzubileh jlimetnya sehingga susah di pahami manusia biasa seperti teori2 diatas, yg sering di suarakan cevong dan para buzzer Istana itu memiliki banyak kelemahan (klo gak mau di bilang kekonyolan), contohnya :

 

1.  Dari jaman gerakan 212 dulu dikatakan pembiaran Rizieq untuk mengungkap aktor intelektual dibelakangnya (semacam teori Tsun-Zhu “Pukul semaknya, maka ularnya akan keluar”), padahal kita semua tahu yg dekat dengan Rizieq itu adalah Prabowo, SBY, dan Cendana. Tapi sejak rizieq kabur ke arab sampai pulang sekarang gak ada tuh satupun geng Prabowo, SBY, dan Cendana yg ditangkap pemerintah Jokowi, yg ada malah Prabowo diajakin join.

 

2.  Teori Pembiaran Rizieq karena takut pendukungnya bikin rusuh, hal ini justru menunjukan Jokowi itu lebih lemah dari SBY. Karena di jaman SBY Rizieq pernah 2x di jeblosin kepenjara dan tidak terjadi apa2 tuh, bahkan SBY bisa menjabat 2x sebagai presiden dengan mulus.

 

3.  Pembiaran Rizieq untuk menjebak Anies baswedan agar diberhentikan jadi gubernur, teori itu juga konyol, karena walaupun kmrn Anies sempat di panggil polisi Anies bisa dengan mudah membela diri karena urusan pemberian ijin Rizieq mendarat di Indonesia serta ruang lingkup objek vital negara seperti bandara Soeta dan Cengkareng adalah kewenangan pemerintah pusat, selain itu dalam acara hajatan Rizieq yg berlangsung besar2an itu bukankah yg kasih bantuan masker dan hand sanitizer justru Doni Monardo ketua gugus tugas Covid-19 yg jelas orang pusat bukan orang pemprov DKI. Sedangkan pemprov DKI justru mendenda Rizieq 50 juta karena melanggar aturan penanganan Covid-19 bukannya ngasih bantuan kayak pemerintah pusat.

 

4.  lalu teori pembiaran Rizieq di framing seakan2 sebagai langkah bersih2 pemerintah Jokowi untuk menggulung para pejabat dan aparatur negara yg pro FPI dan Rizieq (kadroen) itu juga konyol, karena jelas beberapa hari sebelum kapolda Jakarta dan Jabar serta jajarannya di copot, Mahfud MD justru memerintahkan aparat hukum (polisi) jangan mencari2 kesalahan Rizieq agar tidak gaduh, lalu Mahfud MD juga membolehkan penjemputan Rizieq, bahkan saat jelas2 masa penjemput Rizieq bikin rusak fasum Soeta tetap aja hal itu dimaklumi.

 

Jadi sejak awal kepulangan Rizieq memang udah di restui pemerintah Jokowi sendiri bukan karena faktor ada pejabat kepolisin yg kadroen atau karena ada bantuan Anies baswedan yg kewenangannya cuman seputaran jakarta bukan nasional.

 


 

Nah baru2 ini kemudian muncul lagi aksi demo penolakan FPI dan Rizieq di beberapa tempat, lalu muncul juga sosok celeb Nikita Mirzani yg berani konfrontasi terbuka di media dengan Rizieq dan Maher, lalu beredar juga video aparat TNI mencopoti baliho Rizieq tidak beberapa lama setelah panglima TNI dan panglima 4 matra TNI konfrensi pers untuk menjaga kedaulatan RI.

 

Semua hal ini terlihat seperti konflik yg di management, mirip seperti managament konflik ala rezim ORBA 1.0 (ORde BAru) dulu yg menggunakan isu PKI untuk menakut2i orang tua kita agar selalu memilih Suharto lagi biar PKI tidak bangkit lagi. Klo sekarang ORBA 2.0 (ORang BAik) isunya kebangkitan kaum fundamentalis Islam dan Khilafah macam ISIS sehingga kita2 sekarang berfikirnya harus memilih Jokowi dan partai Nasionalis lagi, biar indonesia tidak jadi Indonistan.

 

Mungkin ada yg bertanya kok management konflik ORBA 1.0 dan ORBA 2.0 hampir sama ?? ya karena purnawirawan jendral2 di lingkaran dalam Jokowi adalah jendral2 yg sama yg dulu juga berada di lingkaran dalam Suharto.

 

Itu sebabnya teori langkah catur Jokowi gak akan pernah skakmat (walaupun sering di bualkan para buzzer dan pendukung jokowi sendiri) karena sebenarnya hal ini cuman management konflik masyarakat luas demi kepentingan politik dan kekuasaan kaum oligarki.