2 Sudut Pandang Tentang Kesusksesan

 


Sebenarnya ada 2 pandangan naif banyak generasi muda terkait kesuskesan, yaitu :


1.  Pandangan pertama mengglorifikasi jargon klo kuliah dan pendidikan itu gak penting, karena banyak orang sukses yg putus sekolah atau kuliah, seperti marzuki bos FB atau bos apple.

Padahal fakta statistik mengungkapkan klo orang sukses yg putus sekolah atau kuliah itu cuman 1/8 saja dari total keseluruhan orang sukses, jadi artinya 7/8 orang sukses lainnya adalah orang yg menyelesaikan sekolah dan kuliahnnya.


2.  Pandangan kedua mengglorifikasi gelar sarjana atau nilai akdemik semacam IPK adalah faktor utama orang menjadi sukses, seperti kebanyakan orang sukses yg memiliki title sarjana berderet2.

Padahal faktanya mengungkapkan klo kebanyakan orang sukses bukan hanya tergantung dari gelar sarjana, bahkan banyak fakta menunjukan klo faktor utama seseorang sukses sebenarnya adalah keluarga yg sejak awal udah kaya raya dan sukses.

Karena dengan memiliki keluarga kaya raya dan sukses kamu udah memulai start untuk menjadi orang sukses berikutnya di kisaran 50% an, bandingkan ama yg mau sukses tapi berasal dari keluarga miskin maka mereka memulai startnya dari 0 %. Tentunya yg start dari 50% lebih gampang berhasil ketimbang yg start dari 0%.

Bahkan tokoh2 sukses yg gak kuliah itu aja sebenarnya bukan berasal dari kalangan keluarga miskin jelata, klo gak percaya cek aja keluarga Bill Gates, Mark Zuckerberg, Elon Musk, Steve Jobs, Jeff Bezos, Waren Buffet, atau Megawati sekalian.


Jadi dari hal ini bisa dilihat kamu putus kuliah kek, kuliah kek, atau enggak kuliah sekalian, itu bukan faktor utama kesuksesan. karena faktor utamanya adalah siapa bapakmu ??

Tapi setidaknya walaupun kamu gak bisa bergantung dengan gelar atau pendidikanmu untuk sukses, memiliki pendidikan setidaknya bisa meluaskan cakrawala pemikiran dan koneksimu. Ya siapa tau kelak salah satu teman sekolah atau kuliahmu jadi koruptor handal atau jadi presiden setidaknya kamu bisa bangga poto2 bareng mereka karena kenal.

 

 

Bukti Jeleknya Mutu Pendidikan Di Indonesia

 


 

Jeleknya mutu pendidikan di Indonesia ini bisa dilihat dari kualitas mahasiswanya sampai dengan pejabat kementrian dalam negrinya yg bikin skripsi dan tulisan dengan rujukan Harun Yahya.

 

Padahal di luar negri sana (terutama di negara2 maju) Harun Yahya itu udah jadi semacam lelucon dan bahan meme simbol kebodohan (bersama dengan Zakir Naik dan Ken Ham).

 


 

Hal ini tidak terlepas dengan teori anti-evolusinya Harun yahya yg bisa dibilang ngawur banget, bahkan dalam buku terkenalnya si Harun Yahya yg berjudul Atlas of creation dan Keruntuhan teori evolusi itu :

 

1.  Harun Yahya gagal membedakan ular laut sebagai belut.

 

2.  Lalu mengclaim umpan pancing plastic sebagai bukti evolusi tidak terjadi (ya tentu saja umpan pancing plastik pasti gak bakal berveolusi selama puluhan tahun) dan hal ini bahkan menjadi tertawaan prof Richard Dawkins yg dia tantang untuk membantah buku Atlas of creationnya.

 

3.  Harun yahya juga ngawur dalam menjelaskan “Survival of the fittest” Darwin yg makna aslinya adalah : kemampuan bertahan mahluk hidup di tentukan oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan, tapi kemudian di jelaskan Harun Yahya menjadi : Yg kuat yg akan bertahan hidup. Padahal dalam buku On the Origin of Species nya Darwin jelas2 mengatakan : Bukan spesies terkuat yang bertahan hidup, bukan juga yang paling cerdas, tapi yang paling responsif terhadap perubahan.

 

4.  selain itu Harun yahya juga menyangkal terjadinya Holocaust (pembantaian kaum yahoodie oleh NaZ1 Jerman dulu) walaupun nantinya setelah di tunjukan bukti2nya Harun yahya merevisi pandangannya dari menyangkal sepenuhnya Holocaust menjadi menyangkal jumlah Holocaust yg dianggapnya terlalu besar.

 

5.  Setelah itu dalam buku lainnya yg berjudul Negeri-negeri yang Musnah, Harun Yahya juga salah menunjukan photo2 dari kota Pompeii Italia yg tertimbun gunung Vesuvius sebagai warga kota Sodom dan Gomorah. Padahal Sodom dan Gomorah itu sendiri kota di timur tengah bukan di Italian, selain itu sampai hari ini para arkeolog dan sejarawan masih berdebat dimana letak kota Sodom dan Gomorah atau berdebat apakah cerita Sodom dan Gomorah adalah kejadian sejarah asli atau cuman fiksi doang.

 

6.  Selain itu Harun Yahya juga mencampur-adukan antara Zionisme, Freemason, Iluminati, Yahudi, Komunis, dan Atheist. Padahal ke 6 hal itu berbeda jauh satu dengan yg lainnya.

 

 

 


 

Di lihat dari berbagai kesalahan dan kerancuan pemikiran Harun Yahya inilah yg membuat dirinya jadi bahan olok2 dan meme di luar sana. Tapi uniknya di Indonesia orang macam Harun Yahya ini dipuja banyak orang, bahkan dianggap sebagai simbol kehebatan ilmuwan Islam yg menentang dominasi ilmuwan barat atau ilmuwan kafir, padahal aslinya Harun Yahya bahkan tidak memiliki gelar ilmuwan dan tidak tercatat menghasilkan temuan apapun.

 

Dan hal semacam ini benar2 memalukan dan menjadi alasan jelas kenapa republik ini susah majunya, karena dari sarjana sampai pejabat kita sendiri gak bisa bedakan mana sains asli dan mana pseudosains (alias sains abal2) seperti yg di saleskan Harun Yahya itu. Padahal negara tetangga yg jauh lebih kecil, lebih miskin sda nya, dan lebih telat merdekanya dari Indonesia seperti Singapura kemajuan teknologi dan sainsnya sangat mengagumkan, bahkan menjadi macan di kawasan asia tenggara ini, sedangkan negara kita cuman seperti kucing gembul yg malas dan bodoh karena overdosis beragama tapi krisis logika.