Operasi Balas Dendam Israel Yg Panjang Dan Brutal

 


Baca berita partai2 politik dan ormas2 islam garis keras seperti PKS, PA 212, dan mantan anggota FPI beramai2 menolak kedatangan timnas sepakbola Israel ke Indonesia, bahkan ada yg sesumbar mau menggeruduk atau menyerang timnas Israel sebagai wujud solidaritas dengan Pelestina.

 

Hal ini mengingatkan ane akan kejadian “Munich massacre” (pembantaian Munich) yg dilakukan oleh kelompok Black September yg merupakan salah satu faksi militer PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dulu.

 

Kejadian Munich massacre sendiri terjadi tahun 1972 saat olimpiade musim semi di kota Munich, Jerman barat. Dalam kejadian ini para atlet dari timnas Israel di bantai oleh kelompok jihadis Black September yg menyerang pemukiman atlit. Peristiwa ini mengakibatkan 17 orang korban jiwa, dimana sebagian besar atau sekitar 12 orang korban adalah atlet serta pelatih olahraga Israel, sedangkan 5 orang lainnya adalah pelaku lapangan dari kelompok teroris Black September.

 


Tapi nantinya pemerintah Israel tidak tinggal diam para atletnya dibantai semacam ini, tepat 2 hari setelah peristiwa pembataian atletnya pemerintah Israel langsung menggelar salah satu operasi rahasia terbrutal dan terpanjang dalam sejarah negara Israel (karena berlangsung selama 20 tahun dengan korban jiwa ditaksir sampai ratusan orang walaupun laporan resminya cuman 20-30 orang saja). Operasi ini natinya di beri nama “Operation Wrath of God” (Operasi Murka Tuhan).

 

Operasi ini bertujuan utama membunuh semua orang yg terlibat dalam “Munich massacre”, menghancurkan organisasi Black September, dan menggentarkan PLO agar tidak bisa lagi menteror Israel dimasa depan. Operasi ini awalnya langsung dipimpin oleh perdana mentri Golda Meir yg melibatkan badan intelejen Israel Mossad, Shin Bet, sampai dengan pasukan komando Sayeret Matkal, Shayetet 13, dan Sayeret Tzanhanim, dan berlangsung diberbagai negara.

 


 

Korban operasi ini adalah :

1. Yg pertama adalah : Wael Zwaiter yg merupakan perwakilan PLO di Italia yg ditembak 12 kali tanggal 16 Oktober 1972.

2. Yg kedua adalah : Mahmoud Hamshari, perwakilan PLO di Prancis yg teleponnya dipasangin bahan peledak oleh Mossad tanggal 8 Desember 1972.

3. Hussein Al Bashir, perwakilan Fatah di Siprus yg terbunuh karena tempat tidurnya dipasangin bom tanggal 24 Januari 1973.

4. Basil al-Kubaissi, seorang profesor hukum di American University of Beirut yang dicurigai oleh Israel menyediakan logistik senjata untuk Black September dibunuh dengan cara ditembak 12 kali di kepala dan jantung pada tanggal 6 April 1973.

5. Pada tanggal 9 April 1973 tengah malam Pasukan komando Sayeret Matkal mendarat diam2 di pantai Lebanon, dan membunuh Muhammad Youssef al-Najjar (pemimpin Operasi Black September), Kamal Adwan (Kepala Operasi di PLO) dan Kamal Nasser (anggota dan juru bicara Komite Eksekutif PLO) di markas PLO di Lebanon.
Selain itu pasukan komando lainnya seperti Shayetet 13 dan pasukan terjun payung, Sayeret Tzanhanim juga menyerbu fasilitas pembuatan senjata dan tempat pembikinan bahan peledak PLO di Lebanon dan menyebabkan sekitar 100 orang anggota PLO terbunuh.

6. 11 April 1973 dua orang anggota Black September Abdel Hamid Shibi dan Abdel Hadi Nakaa terluka parah saat mobilnya dipasangi bom di Roma.

7. Pada tanggal yg sama 11 April, Zaiad Muchasi, pengganti Hussein Al Bashir yg terbunuh di Siprus, terbunuh juga oleh bom di kamar hotelnya di Athena.

8. Mohammad Boudia, direktur operasi Black September terbunuh dengan bom mobil di Prancis pada tanggal 28 Juni 1973.

9. Ali Salem Ahmed dan Ibrahim Abdul Aziz, yg merupakan 2 orang anggota Black September tewas di Siprus. Menurut polisi setempat mereka di tembak dari jarak dekat dan mulutnya disumpal peledak pada tanggal 13-15 Desember 1979.

10. Abu Daoud, seorang komandan Black September yang dengan sombongnya sesumbar secara terbuka mengklaim telah membantu merencanakan serangan Munich, akhirnya ditembak beberapa kali pada tanggal 1 Agustus 1981 oleh seorang pria bersenjata di sebuah kafe hotel Warsawa. Walaupun akhirnya nanti terbukti Abu Daoud bukan tokoh kunci Black September.

11. Nazeyh Mayer, seorang tokoh terkemuka di kantor PLO Roma, ditembak mati di luar rumahnya pada tanggal 17 Juni 1982.

12. Kamal Husain, wakil direktur kantor PLO di Roma, terbunuh oleh pecahan bom yang ditempatkan di bawah jok belakang mobilnya saat dia pulang, kurang dari tujuh jam setelah dia mengunjungi rumah Mayer dan membantu polisi dalam penyelidikan mereka.

13. Fadl Dani, wakil direktur kantor PLO di Paris, tewas akibat bom yang dipasang di mobilnya pada tanggal 23 Juli 1982.

14. Mamoun Meraish, salah seorang pejabat tinggi PLO, tewas di dalam mobilnya di Athena oleh dua anggota Mossad yang menembaknya dari sepeda motor pada tanggal 21 Agustus 1983.

15. Pada 10 Juni 1986, Khaled Ahmed Nazal, Sekretaris Jenderal faksi DFLP PLO, ditembak mati di luar sebuah hotel di Yunani. Nazar ditembak empat kali di kepala.

16. Tanggal 21 Oktober 1986, Munzer Abu Ghazala, seorang pejabat senior PLO dan anggota Dewan Nasional Palestina, terbunuh oleh sebuah bom saat ia melewati pinggiran kota Athena.

17. Pada 14 Februari 1988, sebuah bom mobil meledak di Limassol , Siprus, menewaskan Abu Al Hassan Qasim, Hamdi Adwan, dan melukai Marwan Kanafami, yg merupakan sisa2 anggota Black September yg masih hidup.

18. Tapi yg paling dramatis adalah aksi perburuan dan pembunuhan dalang utama Munich Massacare sekaligus pemimpin kunci Black September yaitu “Ali Hassan Salameh” sepanjang tahun 1973 sampai 1979.

Peristiwa perburuan Ali Hassan Salameh ini membuat Operation Wrath of God ini sempat di hentikan beberapa tahun karena Skandal Lillehammer. Dimana skandal ini dimulai dari agen rahasia Mossad salah bunuh Ahmed Bouchiki, pelayan yang tidak terkait dengan serangan Munich dan Black September karena kesalahan informan dan membuat para agen Mossad di tangkapi oleh pemerintah Norwegia.

Dan kesalahan serang Mossad saat membunuh petinggi PLO di gereja Swiss dalam upaya pencarian Ali Hassan Salameh yg menuai kecaman Swiss, dan kegagalan serangan di Spanyol yg membuat agen intelejen Israel baku tembak dengan jihadis Arab di tempat public yg membuat pemerintah Spanyol murka.

Akibat dari beberapa kesalahan operasi perburuan Ali Hassan Salameh ini, Israel di tekan berbagai negara2 Eropa dan Amerika untuk menghentikan operasi Wrath of God ini. Nantinya operasi ini memang di hentikan Golda Meir sementara, tapi 5 tahun kemudian dilanjutkan oleh perdana menteri baru Menachem Begin.

Akhirnya pada musim gugur tahun 1978 Salameh terlacak ke Beirut, dinas intelejen Mossad dan Shinbet langsung melacak dan memetakan pola pergerakan Salameh, sampai tanggal 22 Januari 1979 saat Salameh dan empat pengawalnya berniat berkendara untuk mencari makan malam, mobil disampingnya diledakan oleh Mossad dan Shinbet, setelah sebelumnya mobil ini dipasangi peledak C4. Walaupun pembunuhan ini berhasil membunuh Ali Hassan Salameh tapi naasnya dalam ledakan ini 4 orang tidak bersalah meninggal dan 18 orang lainnya luka2 kena ledakan mobil bom yg mengincar Salameh.

 


Tapi selain pembunuhan diatas, Mossad juga di tuduh melakukan pembunuhan orang2 yg gak terkait Black September dan peristiwa Munich, seperti Said Hammami, perwakilan PLO di London, atau Ezzedine Kalak, kepala biro PLO Paris, dan wakilnya Hamad Adnan, yg dibunuh di kantor mereka di gedung Liga Arab, dan Naim Khader, perwakilan PLO di Belgia, yg dibunuh di Brussel, serta Zuheir Mohsen, kepala operasi militer PLO, ditembak mati di Cannes, Prancis, tepat setelah meninggalkan kasino.

 

Tapi untuk tuduhan ini pemerintah Israel membantah bukan perbuatan mereka tapi perbuatan Abu Nidal, salah satu faksi pecahan internal PLO sendiri yg melakukannya dalam perebutan kekuasaan dan pembersihan di dalam tubuh negara Palestina sendiri.

 

Pembunuhan terakhir yg di ketahui terkait Black September adalah pembunuhan Abu Iyad, yg dibunuh Organisasi Abu Nidal sendiri pada tahun 1991 di Tunis. Untuk menutup lingkaran pertikaian dan pembunuhan dengan badan Intelejen Israel.

 

Operation Wrath of God di hentikan sekitar tahun 1995 hampir sepanjang 20 tahun lebih setelah hampir sebagian besar dalang peristiwa Munich dan Black September terbunuh semua.

 


Nah belajar dari sejarah Operation Wrath of God ini apakah kelompok islam garis keras dan ormas2 fundamentalis Islam di Indonesia masih berniat untuk mencelakakan timnas Israel yg sedang bertandang kemari ?? ane rasa mereka harus mikir ulang deh demi kebaikan bersama terutama untuk kebaikan mereka sendiri.