Di republik ini seringkali di streotipekan dan dipropagandakan klo ada pemuda tatooan atau wanita yg penampilannya terbuka (seksi) udah pasti dianggap orang gak bener, sebaliknya klo ada orang yg bersorban dan wanita berhijab lansung dianggap orang baik bahkan klo sampai fasih bicara dalil lansung auto dianggap ustad dan ustadzah.
Bahkan streotipe ini juga sampai terbawa ke sinetron, film2, dan chanel youtube lokal dimana selalu di identikan orang yg bersorban dan wanita berhijab adalah sosok sangat baik dan penyabar, sebaliknya sosok pria bertatoo maupun wanita gak berhijab udah pasti jadi tokoh jahatnya seperti preman, orang jahat, pelakor, pelacur, sampai ibu tiri yg jahat setengah mati.
Pokoknya di cerita2 sinetron, film2, dan chanel youtube lokal selalu mencitrakan orang2 dengan penampilan religius (terutama islam) itu udah pasti orang baik dan mulia.
Padahal realitas realnya klo kita lihat para teroris dan jihadis yg tega membunuh orang lain dengan kejam itu justru berpenampilan sangat religius. Kita kan gak pernah lihat ada cowok tatooan atau cewek pake pakaian seksi yg tiba2 ngebom orang yg lagi ibadah, sebaliknya ada sangat banyak kasus pelaku pengeboman dan aksi2 teroris lainnya berpenampilan sangat religius.
Bahkan contoh yg lebih ironis ane sering baca pemuda2 tatooan macam Young Lex, Reza arab, atau wanita muda seksi macam Awakarin, atau Nikita Mirzani, itu justru jiwa sosialnya sangat tinggi. Sebaliknya para pemuda dan wanita yg berpenampilan religius justru banyak yg jadi jihadis dan bomber bunuh diri yg berusaha membunuh orang lain cuman karena berbeda keyakinan dengan mereka doang.
Dari hal ini kita bisa menarik kesimpulan jelas pakaian dan penampilan bukan ukuran seseoran baik atau jahat. Ukuran baik dan jahat sepenuhnya di tentukan oleh perbuatan real, bukan ditentukan oleh tatoo, pakaian seksi, jilbab, burqa, sorban, dll