Skala Kardashev

 


 

Dalam tulisan ane kmrn tentang Fermi paradox ane ada membahas tentang Skala Kardashev, nah Skala Kardashev ini berguna untuk mengukur tingkat kemajuan peradaban mahluk hidup di alam semesta ini baik manusia maupun alien.

 

Skala Kardashev sendiri awalnya di cetuskan oleh ilmuwan terkenal Rusia yg bernama “Nikolai Kardashev“, menurut Kardashev peradaban mahluk hidup di alam semesta ini terbagi menjadi 3 tingkatan atau 3 tipe yaitu :

 

 


 

1.  Peradaban Tipe I : telah mampu menguasai sepenuhnya energi di planetnya sendiri.

 

Peradaban tipe ini mampu memanfaatkan 100% energi dari bintang terdekat yang sampai ke planet tersebut alias mampu memanfaatkan 100% energi dari sinar matahari yg diserap bumi.
Untuk kasus di bumi agar mencapai Peradaban Tipe I ini umat manusia harus mampu memanfaatkan sepenuhnya energi bersih terbarukan yg tidak merusak dan mencemari bumi, seperti menggunakan energi fusi, energi sinar matahari, energi angin, energi fotosistesis, dll.

 

Nah berhubung umat manusia masih pake sumber energi kotor seperti minyak, gas bumi, batubara, plastic, reaksi kimia, dll yg mencemari lingkungan dan menghancurkan bumi maka sampai saat ini bumi baru berada di skala 0,72 (berdasarkan perhitungan tahun 2010 kmrn). Nah untuk menuju ke skala tipe I diperkirakan perlu waktu sekitar 100 – 200 tahun lagi bagi peradaban manusia (dengan catatan umat manusia mampu menambah konsumsi energinya 3% per tahun).

 

Menurut Kardashev sendiri bila peradaban manusia telah sampai ketingkat I ini manusia akan mampu mengendalikan pangan global, letusan gunung berapi, gempa dan cuaca.

 

Peradaban Tipe I

 


 

2.  Peradaban Tipe II : telah menguasai sepenuhnya energi dari bintangnya nya sendiri.

 

Peradaban tipe ini mampu menyerap 100% energi langsung dari bintang terdekatnya alias mampu memanen energi langsung dari matahari. Peradaban tipe ini mungkin menggunakan alat yang menyerupai Bulatan Dyson (Dyson Sphere).

 

Bulatan Dyson (Dyson Sphere) sendiri adalah alat megastruktur raksasa yg mampu menutupi matahari untuk menyerap energi yg dipancarkan matahari (bintang) tersebut. Hal itu karena energi yg di serap planet sangat-sangat kecil bila dibandingkan dengan total energi tiap detik yg dihasilkan sebuah bintang. Sebagai perbandingan sederhana energi yg di pancarkan matahari satu detik itu jauh lebih besar dari energi yg di gunakan umat manusia selama 1.000 tahun terakhir ini. Jadi tentunya menangkap energi matahari langsung jauh lebih efesien ketimbang menangkap energinya saat sampai ke bumi. Itu sebabnya di perlukan megastruktur raksasa untuk mengurung matahari dan memanfaatkan setiap jengkal energi yg di pancarakannya.

 

Rancangan Dyson Sphere sendiri mungkin berbeda2 tergantung peradaban alien yg membangunnya, mungkin ada yg menutupi langsung sebuah bintang dengan struktur solid raksasa, tapi bisa juga dengan cara menutupi bintang tersebut dengan jutaan satelite kecil, atau bisa juga membuat seperti cincin raksasa yg mengitari bintang tersebut, pokoknya ada banyak rancangan untuk Dyson Sphere ini.

 

Nah Dyson Sphere ini sendiri selain berguna sebagai sumber energi utama peradaban alien tipe II, bisa juga digunakan untuk membawa “kabur” tata-surya alien tersebut seandainya tata-surya alien tersebut akan terkena ledakan Supernova atau akan di tabrak Lubang hitam liar atau bintang Neutron yg nyasar.

 

Bagi peradaban umat manusia sendiri untuk bisa mencapai peradaban tipe II ini diperlukan waktu ribuan sampai puluhan ribu tahun lagi, tapi di ujung semesta sana mungkin ada alien yg udah sampai ke peradaban tipe II ini, seperti contohnya : bintang “Tabby Star” (yg berada pada konstelasi Cygnus) yg beberapa tahun lalu membuat heboh ilmuwan karena tingkat keterangan cahaya bintang ini berubah2 tidak wajar sehingga dianggap oleh beberapa ilmuwan, ada alien cerdas yg sedang membangun Dyson Sphere di sistem bintang ini sehingga keterangan cahayanya berubah2 secara aneh.

 

Bila peradaban manusia telah sampai ketingkat II ini manusia akan mampu menjalani kehidupan antar planet bukan hanya sebatas bumi saja, bahkan planet Mars dan Venus akan berhasil dijinakan dan diterraformasi sekalian, sehingga bisa di tinggali layaknya bumi versi 2.0 dan 2.1.

 

Peradaban Tipe II (Dyson Sphere)

 


 

3. Peradaban Tipe III : telah menguasai sepenuhnya energi dari galaksinya nya sendiri yg terdiri dari jutaan bintang bahkan juga lubang hitam.

 

Pada tingkatan ini sebuah peradaban sudah memiliki teknologi yg mampu menjelajahi bintang2 bahkan memiliki teknologi yg mampu membengkokan ruang dan waktu sekaligus. Hal ini karena untuk perjalanan antar bintang yg sangat jauh tidak mungkin di tempuh dengan perjalanan biasa bahkan walaupun memiliki pesawat dengan kecepatan cahaya jarak tempuh dari satu bintang ke bintang lain itu masih sangat jauh (dari beberapa tahun cahaya sampai ratusan ribu tahun cahaya) sehingga di perlukan teknologi yg mampu membengkokan ruang dan waktu sekaligus untuk menyingkat perjalanan antar bintang ini.

 

Pada skala peradaban tipe III ini kemungkinan mahluknya sudah melebihi para dewa2 yg dibayangkan peradaban manusia lampau, dimana mahluk peradaban tipe III ini mungkin sudah semi imortal, memiliki kecerdasan sangat luar biasa yg mampu membuat mereka bergerak melebihi kecepatan cahaya, bisa membengkokan dimensi ruang dan waktu, serta mampu menyerap energi baik dari planet, bintang, bintang neutron, bahkan lubang hitam sekalipun.

 

Umat manusia sendiri kemungkinan memerlukan waktu sekitar 100.000 tahun hingga jutaan tahun untuk sampai pada peradaban tipe III ini.

 

Peradaban Tipe III

 


 

Tapi nantinya walaupun Skala Kardashev ini awalnya cuman sampai tipe III tapi para ilmuwan modern seperti Zoltan Galantai dan Michio Kaku malah menambahkan sampai tingkatan 8 atau tipe VIII yaitu yg terbagi menjadi :

 


 

4.  Peradaban tipe IV adalah peradaban yang mampu memanfaatkan energi dari galaksi lain, atau bisa dibilang peradaban ini adalah peradaban Antar galaksi dan mampu memanen energi dari energi gelap dan materi gelap.

 

Peradaban tipe IV

 


 

5.  Peradaban tipe V adalah peradaban yang mampu memanen energi dari seluruh alam semesta, Peradaban tipe ini mempu memanen semua energi di alam semesta ini apapun bentuknya.

 

Peradaban tipe V

 


 

6.  Peradaban tipe VI adalah peradaban yang mampu memanen energi dari seluruh multi-semesta (BTW : ilmuwan modern hari ini banyak meyakini bahwa alam semesta tidak tunggal ada alam semesta lainnya atau biasa disebut muli-semesta atau multi-universe), peradaban ini tidak lagi terikat dimensi ruang dan waktu dan mampu berpindah antar alam semesta.

 

Peradaban tipe VI

 


 

7. Peradaban tipe VII adalah peradaban yang mampu memanen energi dari seluruh metasemesta (semesta mentah alias semesta yg belum terbentuk). Menurut kosmologi Aarex, peradaban manusia butuh 10 duodecillion (10 pangkat 39) tahun untuk mencapai peradaban tipe ini

 

Peradaban tipe VII

 

8. Peradaban tipe VIII adalah peradaban yang mampu memanen energi dari seluruh xenosemesta (alam semesta yg tidak diketahui).

 

Peradaban tipe VIII

 


 

Bahkan dalam tahun2 belakangan skala Kardashev ini terus berlanjut hingga skala yang tak diketahui, karena rentetan semesta lainnya. Karena setelah xenosemesta masih ada megasemesta, gigasemesta, terasemesta, dan seterusnya.

 

Hingga akhirnya mencapai skala yang disebut “Type Ultimate Civization” alias peradaban tertinggi terakhir, pada skala “Type Ultimate Civization” ini peradabannya udah mencapai titik omnipotent (maha segalanaya) dan mampu mengendalikan apa saja dan dimana saja serta abadi. Mungkin udah seperti peradaban tuhan saja yg tidak lagi memiliki batasan dan mampu menciptakan maupun menghancurkan semesta semaunya.

 

Type Ultimate Civization

 


 

BTW : para ilmuwan modern sendiri sebenarnya masih berdebat tentang Skala Kardashev ini ada yg sampai tipe 8 ada yg cuman sampai tipe 7 bahkan ada yg cuman sampai tipe 6 atau 5 saja, ada yg memasukan tipe 0 ada yg tidak memasukan tipe 0. Tapi yg jelas Skala Kardashev yg dibikin Nikolai Kardashev ini sudah membuka cakrawala baru pemikiran manusia tentang masih jauhnya perjalanan peradaban manusia.

 

Nikolai Kardashev