Penjajah Kolonial Belanda Sebenarnya Tidak Menyebarkan Agama Kristen Di Nusantara

 

 


 

Mungkin banyak orang beranggapan semua penjajah eropa di jaman dulu menyebarkan agama kristen. Padahal aslinya gak semua negara2 eropa yg menjajah Asia, Afrika, dan Amerika latin itu menyebarkan kekristenan. Ada yg memang motifnya cuman monopoli dagang doang seperti Belanda dan Inggris, sedangkan yg lainnya seperti Spanyol dan Portugis memang menyebarkan kekristenan (katolik) sambil menjajah dan memperbudak bangsa jajahnnya.

 

Hal itu terjadi karena Spanyol dan Portugis mendapatkan bula “Inter Caetera” dari paus Paus Alexander VI yg secara sederhanya memberikan hak kepada kerajaan Spanyol dan Portugis untuk menjajah, mengkristenkan, dan memperbudah daerah jajahannya. Dan hal ini memang di terapkan para petualang dan penjajah Spanyol dan Portugis di daerah jajahnnya mulai dari amerika latin, afrika, sampai philipina.

 


 

Nah sedangkan Belanda tidak, karena mereka mayoritas penganut kristen Calvinis yg masuk dalam kelompok protestant yg selalu berseteru dengan kelompok Katolik. Selain itu di masa awal abad pertengahan Belanda itu adalah sebuah negara kecil dan miskin berbeda dengan Spanyol dan Portugis yg merupakan kerajaan besar. Tapi walaupun sebuah negara kecil Belanda itu terkenal sejak dulu sebagai bangsa yg rapi dalam Administrasi bisnis. Itu sebabnya kelak setelah berhasil menguasai Nusantara mereka membentuk kongsi dagang yg bernama VOC (kompeni / asal kata dari company).

 

Belanda sendiri memiliki metode yg berbeda dengan Spanyol maupun Portugis yg langsung menaklukan suatu daerah jajahan dengan kekuatan militer, kemudian mengkonversi penduduk lokalnya menjadi umat Katolik, baru memperbudak mereka, dan akhirnya menguasai sepenuhnya daerah jajahan tersebut dengan menumbangkan semua raja2nya.

 

Klo Belanda lebih cenderung mendekati penguasa2 lokal dan membantu para raja2 lokal untuk menumpas para pemberontak di kerajaannya. Nantinya Belanda akan meminta imbalan untuk memonopoli perdagangan rempah atau penguasaan pelabuhan dagang kerajaan tersebut. Itu sebabnya klo kita baca sejarah Indonesia lampau kita akan menemukan banyak raja2 nusantara kuno yg bersahabat dengan Belanda.

 


 

Di sisi lain pun Belanda juga menghindari penyebaran agama kristen kepada penduduk lokalnya apalagi penduduk lokalnya sudah beragama (seperti pelarangan misionaris kristen masuk ke aceh dan sumatera barat). Belanda cuman melindungi kelompok kristen yg sudah ada dan memberikan ijin untuk misionaris eropa lainnya untuk datang.

 

Tapi walaupun begitu tetap saja terjadi gesekan dan perang dengan nuansa agama di nusantara kuno (seperti perang Aceh dan perang Paderi). Karena walaupun secara resminya pemerintah kolonial Belanda tidak menyebarkan keKristenan, tapi banyak Misionaris kristen eropa seperti dari Jerman, Spanyol, Belgia, Swiss, Portugis, dll ikutan berdatangan dan menyebarkan agama kristen di Nusantara.

 

Belanda menempuh hal2 semacam ini karena sadar mereka tidak sekuat Spanyol dan Portugis sehingga mereka menghindari konflik dan perang yg gak perlu. Selain itu orang2 Belanda juga bukan pemeluk katolik fanatik tapi calvinis yg fikirnnya lebih penting cuan ketimbang tuhan. Itu sebabnya negara2 bekas jajahan Belanda masih banyak yg memiliki agama dan budaya aslinya. Sama seperti negara bekas jajahan Inggris yg mayoritas kristen anglikan seperti Malaysia sampai India yg mayoritasnya masih berbudaya dan beragama Hindu dan Islam. Sedangkan hal yg sama sekali berbeda terjadi pada negara2 bekas jajahan Spanyol dan Portugis yg hampir semuanya berubah jadi negara2 kristen Katolik dan mengadopsi budaya2 eropa.

 


 

Jadi bisa di pahami sekarang klo sebenarnya semangat Gold, Glory, Gospel, itu TIDAK diterapkan oleh semua bangsa penjajah eropa. yg menerapkannya cuman Spanyol dan Portugis saja sesuai mandat Paus Alexander VI dalam bula “Inter Caetera” seperti gambar di bawah ini.

 

 


Sumur :

https://www.nlm.nih.gov/nativevoices/timeline/171.html
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Inter_caetera
https://historia.id/…/masuknya-kristen-di-indonesia-PyJpV
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan_di_Indonesia
https://historia.id/…/sepuluh-fakta-tentang-voc-yang…

Katolik Yg Dipaksa Jaman Untuk Berubah

 

Dalam film dokumenter tentang Paus Fransiskus yg berjudul “Francesco” paus mengatakan “Orang homoseksual memiliki hak untuk berada dalam sebuah keluarga. Mereka adalah anak-anak Tuhan dan memiliki hak atas sebuah keluarga. Tidak ada yang harus dibuang atau dibuat sengsara karenanya,”

 

Yg secara tesurat hal itu sebagai bentuk dukungan Paus Fransiskus pribadi kepada komunitas LGBT di seluruh dunia. Walaupun hal ini pasti akan menjadi perdebatan sengit di kalangan umat katolik dan akan susah di terima dunia kekristenan karena dalam dunia kristen (baik katolik, protestan, anglikan, reformis, dan aliran2 lainnya) hubungan sesama jenis adalah dosa skala alkitab. Dimana sejak dulu, dunia kekeristenan adalah kaum agamais yg paling sengit membenci kaum LGBT, bahkan di jaman kegelapan dulu kaum LGBT bisa dibakar atau ditenggelamkan hidup2 pihak gereja.

 

Tapi permasalahannya sekarang dalam kasus LGBT seperti Homo dan Lesbian itu terkadang tidak bisa di sembuhkan, karena ini masalah gen.

 

Ada banyak kasus dulu kaum kristen eropa berusaha menyembuhkan kaum Homo dan Lesbian ini tapi semuannya gagal dan bahkan berakhir tragis, seperti salah satu yg terkenal dalam sejarah adalah kasusnya : Alan Turing salah seorang genius ahli komputer yg berperan besar menghentikan perang dunia ke 2, tapi sayangnya kehidupannya berakhir tragis karena justru dihukum menjadi kelinci percobaan penyembuhan homo, yg berakhir gagal dan membuatnya bunuh diri.

 

Hari ini sains dan ilmu pengetahuan kedokteran mulai memahami kenapa kaum homo bisa muncul dan hampir tidak bisa di sembuhkan, hal itu kebanyakan disebabkan oleh faktor kelainan genetis bawaan saat lahir, dimana alih2 seseorang tertarik dengan lawan jenis, gen kaum homo justru tertarik dengan yg sejenis. Nah karena permasalahannya ada pada skala genetik maka pengobatan konvensional gak bakal bisa merubahnya. Ini sama seperti seseorang terlahir dengan down sindrome atau terlahir albino. Semua hal ini tidak bisa di rubah dan tentunya memusuhi mereka yg terlahir berbeda semacam ini justru diskriminatif dan sama sekali bukan tindakan humanis.

 

Itu sebabnya ane rasa : tahta suci vatican dibawah kepemimpinan Paus Fransiskus mencoba berdamai dengan masalah LGBT ini walaupun hal itu harus menabrak doktrin 2.000 tahun gereja katolik yg menolak mentah2 LGBT sejak dulu, tapi di sisi lain semangat humanisme “Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri” justru perintah Yesus sendiri.
Sedangkan secara politis dunia katolik semakin dewasa menerima perubahan jaman dan nilai2 kemanusiaan universal. Selain itu gereja katolik juga tidak bisa lagi berlaku sok suci dan menghakimi kaum LGBT sebagai pendosa karena dalam gereja katolik juga terjadi banyak dosa pedophelia yg di lakukan para pendetanya.

 

Pada akhirnya agama harus berubah sesuai jaman atau akan punah seperti ribuan agama masa lalu yg sekarang cuman tinggal mitologi saja, karena tidak mampu beradaptasi dengan jaman.